Mengagungkan Syi'ar Allah SWT


وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ
"Barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Agama, maka hal itu (muncul) dari jiwa yang takwa kepada Allah"

Syiar agama yang kita agungkan tersebut ada 2 macam :
1. Syiar yang abstrak :
            Contohnya :   
1. Semua syariat halal dan haram
            2. Pelajaran agama Islam
            3. Adzan
            4. Bacaan Al Quran (Sholawat), dll

2. Syiar yang nyata
            Contohnya :   
1. Kitab Al Quran, kitab Hadits
            2. Masjid, musholla, pondok, majlis ta'lim
            3. Ulama ahli sunnah waljamaah dan para wali Allah
            4. Anak cucu Nabi dan keturunannya (Habaib) , dll

Termasuk dari syiar agama adalah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Karena seluruh makhluk tercipta dari nur Nabi Muhammad SAW. Termasuk keagungan Nabi , adalah kebesaran ilmunya, akhlaknya, keluarganya dan keturunannya.
Keutamaan keluarga dan anak cucu Nabi adalah Allah swt menyuruh kita untuk mencintainya.
Allah SWT berfirman dalam Al Quran :
قُلْ لاَ أَسْاُلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلاَّ الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى الشورى  23
Katakanlah (Wahai Nabi) : "Aku tidak meminta apa-apa pada kalian (wahai umatku) karena dakwahku, kecuali agar kalian mencintai kerabatku (keturunanku). (QS. As Syuro 23).

Dan Allah SWT pun juga membersihkan keluarga (keturunan) Nabi SAW dari dosa, dalam firmanNya :

إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sesuci-sucinya.

Adapun dari Hadits Nabi :
أَدِّبُوْا أَوْلاَدَكُمْ ثَلاَثَ خِصَالٍ حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ أَهْلِ بَيْتِهِ وَعَلَى قِرَاءَةِ الْقُرْآن
Ajarilah anak-anak kalian tiga perkara :
 mencintai Nabi kalian, mencintai keluarga Nabi dan senang membaca Al Quran

Di dalam kitab Masro'ur Rowi disebutkan :
مَنْ أَبْغَضَ اَهْلَ الْبَيْتِ فَهُوَ مُنَافِقٌ
Barang siapa membenci keluarga (keturunan) Nabi , maka dia munafik
Dan masih ada beberapa puluh hadits yang berkaitan dengan hal tersebut.
Berkata Imam Syafi'i RA  :
              يَا اَهْلَ بَيْتِ رَسُوْلِ اللهِ حُبُّكُمُ    #    فَرْضٌ مِنَ اللهِ فِـي الْقُرْآنِ أَنْزَلَهُ
              كَفَاكُمُ مِنْ عَظِيْمِ الْقَدْرِ أَنَّكُمُ   #    مَنْ لاَ يُصَلِّي عَلَيْكُمْ لاَ صَلاَةَ لَهُ
Wahai ahlu bait Rosulillah, mencintai kalian itu   #  adalah kewajiban dari Allah dalam Al Quran
Cukuplah keagungan kalian, bahwasannya   #  orang yang tidak sholawat pada kalian, sholatnya tidak sempurna
           
Maka marilah kita kenalkan pada masyarakat :
1.      Cinta Allah, sebagai pencipta kita dan alam semesta
2.      Cinta Nabi, sebagai penyambung wahyu Allah dan syariatNya
3.      Cinta keturunan Nabi, sebagai bukti cinta kita pada Nabi
4.      Cinta ulama Nabi, sebagai penyambung dan pengemban syariat Allah di dunia

*******

2 komentar:

  1. Ada banyak ayat yg menggunakan kata من, di antaranya..و من آياته "Dan DI ANTARA tanda-tanda (kekuasaan-Nya) apakah lalu itu diartikan "Dan yg keluar dari tanda-tanda (kekuasaan) Nya??

    Kok ini malah ditambah "keluar" dari,,
    Mohon ditinjau ulang terjemahan dan tafsirnya..

    BalasHapus
  2. syukron atas koreksi antum semua dg menjelaskan terjemah ayat mana yg tak sesuai. Dan blog ini maaf, bukan tuk debat, boleh kritikan membangun.
    "Barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Agama, maka hal itu keluar dari jiwa yang takwa kepada Allah"
    surat al Hajj ; 32

    Jika artian "keluar dari" kurang cocok maka dah saya ganti dengan "(muncul/timbul)dari"
    ini terdapat dalam tafsir As Sa'di surat al hajj 32
    فتعظيم شعائر الله صادر من تقوى القلوب
    "Pengagungan syiar Allah itu muncul / timbul dari ketakwaan hati"
    arti inilah yang ingin ditekankan, bahwa dari ketakwaan hati itulah akan muncul pengagungan terhadap syiar Allah.
    Tetapi ada juga tafsiran "min" berarti "termasuk dari" seperti dalam tafsir Al Baghowy

    sesungguhnya pemakaian arti dalam bahasa arab sangatlah luas, dan al quran juga amat sangat luas, tidak terpaku pada arti kata dasarnya saja jika sudah terbentuk dalam satu kalimat, dan alangkah bijaknya jika merujuk pada kitab tafsir2 muktabaroh.

    satu contoh dalam alquran surat Al Kahfi 79 :
    kisah jawaban Khidr pada nabi Musa karena merusak perahu nelayan
    وكان وراءهم ملك يأخذ كل سفينة غصبا
    kata وراء
    dalam arti dasarnya adalah "dibelakang"
    cuma dalam penafsiran ulama tafsir berarti "di depan"
    وكان أمامهم وقُدّامهم ملك
    arti kompleksnya : Karena di depan / di hadapan mereka para nelayan ada seorang raja yang siap untuk mengambil/merampas semua perahu

    silahkan lihat tafsir At Thobari

    wallahu a'lam

    BalasHapus