الدَُّعَاءُ : طَلَبُ الْعَبْدِ مِنْ رَبِّهِ اْلاِعَانَةَ .
Doa adalah permintaan
hamba kepada Allah SWT akan pertolongan.
Kedudukan Doa :
1. اِعْتِرَافٌ مِنَ الْعَبْدِ بِالضَّعْفِ وَالْعَجْزِ وَاْلاِفْتِقَارِ
اِلَى اللهِ تَعَالَى وَاْلاِلْتِجَاءِ اِلَى حَوْلِ اللهِ وَقُوَّتِهِ.
1. Doa adalah pengakuan .
Yaitu sikap pengakuan hamba bahwa dia lemah tidak
mempunyai kekuatan dan menampakkan kebutuhan serta kefakirannya kepada Allah
SWT, menyandarkan semua kekuatannya hanya kepada Allah SWT.
Maka dengan pengakuan ini, kalau ada orang yang tidak mau
berdoa maka Allah marah karena dia sombong menyaingi Allah SWT. Seperti halnya Firaun,
Namrud, dan orang-orang kufur lainnya yang mengaku sebagai Tuhan, sehingga
disediakan untuk mereka tempat di neraka. Oleh karena itu, Nabi SAW memberi
pengarahan untuk berdoa dan jangan meninggalkannya.
Sabda Nabi SAW :
مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللهَ تَعَالَى يَغْضَبْ عَلَيْهِ.
“ Orang yang tidak minta
kepada Allah maka Allah marah kepadanya.”
(karena dia tidak mau
menampakkan kehambaannya)
Seperti pengakuan orang
yang berdoa bahwa dia lemah :
اللّهُمَّ إِنِّيْ ضَعِيْفٌ فَقَوِّنِيْ،
وَإِنِّيْ ذَلِيْلٌ فَأَعِزَّنِيْ، وَإِنِّي فَقِيْرٌ فَأَغْنِنِيْ.
“ Ya Allah sesungguhnya aku
orang yang lemah maka berilah aku kekuatan, dan aku orang yang hina maka berilah
aku kemuliaan, dan aku orang yang fakir maka berilah kekayaan padaku.”
Inilah kemuliaan orang
yang berdoa mengakui kelemahan dirinya.
2. الدُّعَاءُ وَصْفُ الْعَبْدِ رَبَّهُ بِأَنَّهُ جَوَّادٌ كَرِيْمٌ
رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ وَأَنَّهُ تَعَالَى وَحْدَهُ، هُوَ الَّذِي يَجْلِبُ الرَّخَاءَ
وَالْخَيْرَ وَيَدْفَعُ الْبَلاَءَ وَالشَّرَّ، وَهُوَ الْقَادِرُ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ.
2. Doa adalah sebagai
pensifatan hamba kepada Tuhannya akan segala sifat kemulyaan bahwa Allah Maha Dermawan,
Maha Mulya, Allah Maha Kasih Sayang, dan Dia sendirilah yang bisa menarik
keenaan serta kebahagiaan, dan Dia sendirilah yang bisa menolak bala’ dari
kalian serta Dialah yang maha mampu dan berkuasa untuk segala sesuatu.
Allah menampakkan kemahakayaan-Nya
dalam sebuah hadits :
يَا عِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ
وَجِنَّكُمْ قَامُوْا فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ كُلَّ
وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ
الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ.
“ Wahai hambaku sungguh andaikan orang awal dan orang akhir dari
kalian serta manusia dan jin bediri di satu tempat lantas mereka meminta
kepadaKu, serta Aku beri satu persatu akan permintaannya maka tidak mengurangi
hal itu semuanya dari apa yang Saya punya kecuali seperti berkurangnya jarum
jika dimasukkan lautan.”
3. Doa sebagai pembina rohani supaya punya kemauan tinggi dikarenakan
berhadapan dengan Allah yang maha kuasa, maha dermawan dan maha segalanya,
serta jangan sampai banyak mengeluh dan kecil hati sehingga terkena putus asa,
karena tidak putus harapan kecuali orang yang tersesat.
4. الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ الْمَأْمُوْرَةُ.
4. Doa adalah ibadah yang di perintah.
Doa sebagai intisari ibadah, dimana hamba menampakkan
ketidakbisaan segalanya.
Sebagaimana sabda Nabi SAW :
الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ.
“ Doa adalah otak (inti sarinya ) ibadah.”
Maka layak manusia banyak berdoa karena doa merupakan ibadah,
bahkan sebagai inti sarinya.
5. الدُّعَاءُ سِلاَحُ الْمُؤْمِنِ،
وَعِمَادُ الدِّيْنِ، وَنُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ.
5. Doa adalah senjata mukmin.
Sabda Nabi SAW : “ Doa itu sebagai senjata orang mu’min (selama
orang berdoa maka diberi selamat) dan sebagai tiang agama serta cahaya langit
dan bumi”.
Dan masih banyak lagi
kedudukan doa lainnya, yang kesemuanya menunjukkan betapa pentingnya doa bagi
umat Nabi Muhammad SAW.
Habib Abdullah
bin Alwi Al Haddad dalam kitabnya Nashoih Diniyah menyampaikan :
وَوَرَدَ أَنَّهُ لاَ يَدْعُو اللهَ دَاعٍ إِلاَّ اسْتَجَابَ لَهُ، فَإِمَّا
أَنْ يُعَجِّلَ لَهُ مَا سَأَلَ، وَإِمَّا أَنْ يَدْفَعَ عَنْهُ الْبَلاَءَ أَعْظَمَ
مِنْ ذَلِكَ، وَإِمَّا أَنْ يُدَخِّرَ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مَا هُوَ أَفْضَلُ وَأَكْمَلُ.
Telah datang hadits bahwa tiada orang yang berdoa kepada Allah,
pasti Allah mengijabahinya –
- Adakalanya Allah
menyegerakan permintaannya didunia
- Adakalanya Allah
menolak bala’ yang leibh besar dari doanya
- Adakalanya Allah
menyimpan pengkabulannya di akhirat yang lebih besar dan lebih sempurna
وَبِالْجُمْلَةِ : فَالدُّعَاءُ مِنْ أَعْظَمِ مَا أَنْعَمَ اللهُ بِهِ
عَلَى عِبَادِهِ حِيْنَ أَمَرَهُمْ بِهِ وَحَرَّضَهُمْ عَلَيْهِ.
Secara global maka doa itu termasuk paling besarnya nikmat Allah
yang diberikan kepada hambanya dimana Allah SWT menyuruh dan menganjurkan
mereka untuk berdoa, dan Allah sendiri berjanji untuk mengabulkannya,
sebagaimana firmanNya :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْ
أَسْتَجِبْ لَكُمْ. [المؤمن:60]
“ Dan berfirman Allah Tuhan kalian, berdoalah kepadaKu maka Aku
kabulkan.”
(QS. Al Mu’min 60)
Perlu diingat, termasuk ahklak hamba kepada Allah adalah tidak
layak seorang hamba menuntut kepada Allah, karena Allah yang lebih mengetahui tempat
pengkabulannya, maka pengkabulannya terserah Allah waktu dan tempatnya, bukan
menurut nafsu manusia.
وَأَفْضَلُ اْلأَدْعِيَّةِ
مَا جَاءَ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ ثُمَّ بِالسُّنَةِ النَّبَوِيَّةِ.
Sebaik-baiknya doa yaitu doa yang datang dari Al Qur’an, dengan
cara Allah mengajarkan tata cara memintanya serta bentuk permintaannya yang
telah diucapkan oleh para Nabi, seperti meminta ketetapan iman.
فَمَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا نَجَا وَسَلِمَ، وَفَازَ وَغَنِمَ. وَمَنْ
فَرَّطَ فِيْهَا وَأَهْمَلَ الْعَمَلَ بِهَا فَلاَ يَلُوْمَنَّ اِلاَّ نَفْسَهُ،
وَمَا رَبُّكَ بِظَلاَّمٍ لِلْعَبِيْدِ.
Maka barang siapa menjaga beberapa doa maka dia selamat dan
mendapat kesuksesan dan keberuntungan, serta barang siapa teledor terhadap doa
dan tidak memperhatikan untuk mengamalkan doa, maka jika terkena musibah maka
jangan memaki kecuali pada dirinya sendiri dan Allah TuhanMu tidak mendzolimi
hamba.
Syarat – syarat terkabulnya doa.
- Makan halal
- Tidak isti’jal (اِسْتِعْجَال) yaitu
orang berdoa belum nampak diijabahi, kemudian dia menggerutu lantas
meninggalkan doa.
- Orang yang berdoa harus yakin bahwa Allah Maha Kuasa untuk
memenuhinya jangan ragu.
- Tidak ada sesuatu hal yang membuat Allah marah, seperti dibiarkannya
maksiat tanpa ada orang yang memperingatkannya, ini yang membuat Allah murka
karena tidak ada perhatian terhadap agama.
Seperti dalam hadits :
لَتَأْمُرُنَّ
بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُسَلِّطَنَّ اللهُ
عَلَيْكُمْ شِرَارُكُمْ فَيَدْعُو خِيَارُكُمْ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَهُمْ (رواه
الطبرانى)
“
Sungguh hendaknya kalian menyuruh kebaikan dan menahan kemungkaran, atau kalau
tidak mau, pilih, Allah akan memberi kekuatan orang-orang yang jelek lantas
orang baik berdoa tidak diterima.” Karena tidak ada
perhatian agama, amar ma’ruf nahi mungkar ini adalah tanggung jawab ulama’,
maka layak ulama’ memberitahu para umat untuk amar ma’ruf nahi mungkar.
Waktu – waktu utama untuk berdoa
Selayaknya bagi orang yang berdoa untuk mengincar dan lebih
memperhatikan waktu ijabah, seperti :
waktu sahur, malam Jumat, hari Jumat, malam dua hari raya, serta
malam-malam utama (seperti malam Nisfu Sya’ban, awal bulan Rajab, dll).
Serta memilih keadaan yang utama, seperti : setelah sholat, saat turun
hujan, saat berpuasa, saat sakit, saat bepergian/musafir, dll.
Beberapa doa Al-Quran
yang layak kita baca :
- Meminta ketetapan iman.
فَاطِرَ السَّمٰوَاتِ وَاْلأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا
وَاْلآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِيْنَ. [يوسف 101]
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا
وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
[البقرة 250]
-Dan memperbanyak berdoa dengan doa yang mencukupi kebaikan
dunia akhirat.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. [البقرة 201]
- Minta agar
hati diluruskan dan tidak menyeleweng setelah mendapat hidayah dengan rahmat Allah.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ
قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ
أَنْتَ الْوَهَّابُ. [آل عمران 8]
- Minta tambahan ilmu.
- رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ
وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. [الأعراف 89]
- رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا. [طه 114]
- Minta bisa menegakkan sholat dan anak keturunannya
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيْمَ الصَّلَوٰةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا
وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ. [إبراهيم 40]
- Minta keturunan dan istri yang baik serta ahli syukur
رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. [الفرقان 74]
رَبِّ أَوْزِعْنِي
أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ
أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِيْ ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ
إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. [الأحقاف 15]
- Minta ampunan dosa untuk dirinya, kedua orang tuanya dan seluruh
umat Islam, karena tidak mengetahui nilai ampunan dosa kecuali ketika masuk
mahkamah akhirat yang diadili oleh Allah SWT sendiri, dimana semua manusia
ketakutan dan keheranan disaat ditampakkannya seluruh kesalahan serta
pelanggaran, seperti doa :
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي
وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ . [إبراهيم 41]
رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي
قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ. [الحشر 10]
رَبَّنَا ظَلَمْنَا
أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمُنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِيْنَ. [الأعراف 23]
- Minta dimudahkan semua urusan.
رَبِّ اشْرَحْ لِي
صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي. [طه 26]
Kalau bisa dibaca 100 x perhari, sebagaimana yang diijazahkan oleh
Habib Ali AlHabsyi setiap beliau banyak dimintai ijazah.
- Minta mendapatkan keyakinan dan afiyah, karena hadits Nabi :
سَلُوا اللهَ الْيَقِيْنَ
وَالْعَافِيَةَ فَإِنَّهُ مَا أُوْتِيَ أَحَدٌ بَعْدَ الْيَقِيْنِ أَفْضَلَ مِنَ
الْعَافِيَةِ.
“ Mintalah kepada Allah
keyakinan dan afiyah karena seseorang tidak diberi setelah pemberian yakin, hal
yang lebih utama dari afiyah.”
Dan seperti doa Nabi :
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ
الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ .
“ Ya Allah sesungguhya saya minta kepada Engkau afiyah didunia dan
akhirat.”
Afiyah di dunia adalah :
( الْقُوْت )Tercukupinya bahan makanan
(صِحَّةُ الْجِسْم )Sehatnya badan tanpa ada gangguan
(سَتْرُ الْعَوْرَة )Tertutupinya cela
(التَّوْفِيْق لِلطَّاعَة )Mendapat pertolongan untuk ta’at
Adapun afiyah di akhirat adalah :
(الْمَغْفِرَة )Mendapatkan ampunan
(النَّجَاة مِنَ النَّارِ )Selamat dari siksa neraka
(الْفَوْز بِالْجَنَّةِ )Mendapat keberuntungan masuk surga
- Berdoa sesuai anjuran
Nabi agar dihilangkan dari segala kesulitan dan keresahan dengan doa :
لآ اِلَهَ اِلاَّ
أََنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ.
Al-Habib Abdullah
bin Alwi Al-Haddad menyampaikan didalam kitab Risalatul Muawwanah :
فَقَد وَرَدَ
أَنَّهَا اِسْمُ اللهِ اْلاَعْظَمِ، وَأَنَّهُ لاَ يَقُوْلُهَا مَهْمُوْمٌ وَلاَ
مَغْمُوْمٌ اِلاَّ فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ.
Sungguh telah datang hadits bahwa ucapan لآ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ itu adalah nama Allah yang agung, tidak
membacanya orang resah dan kesusahan pasti Allah akan memberi jalan keluar.
- Membaca doa Nabi yang paling lengkap yaitu doa :
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ
خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلََّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلََّمَ،
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلََّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلََّمَ، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَعَلَيْكَ الْبَلاَغُ، وَلاَ
حَوْلَ وَلاَ قٌُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ ( رَوَاهُ
التِّرمِذِيّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ )
Dan masih banyak doa lain yang layak kita baca, karena Nabi
mewariskan doa demi keselamatan dan kebahagiaan umatnya.
Alkhamdulillah,,terimakasih atas semuanya,,sangat bermanfaat
BalasHapus