( بِرُّ الْوَالِدَيْنِ وَصِلَةُ
اْلأَرْحَامِ )
Sungguh berbakti kepada kedua orang
tua, menyambung kerabat (famili), berbuat baik terhadap tetangga dan
teman-teman, kesemuanya termasuk perintah Allah serta anjuran-Nya.
Allah SWT menghargai jerih payah kedua
orang tua, dimana sang ibu mengandungnya dengan payah selama 9 bulan dan
tantangan kematian waktu melahirkan anak dengan disertai jeritan dan rintihan
serta payahnya menyusui dan mengasuhnya. Begitu juga sang ayah yang susah payah
mencari nafkah.
Sehingga Allah SWT menetapkan dalam Al-Quran :
Sehingga Allah SWT menetapkan dalam Al-Quran :
وَوَصَّيْنَا
اْلإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيْرُ.
“Kami berwasiat kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua
orang tuanya, sang ibu yang telah mengandungnya dengan payah diatas kepayahan
dan menyapenya di waktu 2 tahun. Maka hendaklah bersyukur kepada-Ku dan juga
bersyukur kepada ke dua orang tua. Dan hanya kepada-Ku lah tempat kembali.”
Lihatlah
! Allah SWT membersamakan syukur kepada Allah dengan syukur kepada kedua orang
tua. Maka tidak mungkin seseorang bersyukur kepada Allah tanpa bersyukur kepada
kedua orang tua. Rosululloh SAW bersabda :
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَآلِهِ وَسَلَّمَ : (رَغِمَ
أَنْفُ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلَمْ
يُدْخِلاَهُ الْجَنَّةَ.
“
Celaka dan hina orang yang mendapati kedua orang tuanya dimasa tuanya baik
salah satu atau keduanya lantas kedua orang tuanya itu tidak bisa memasukkannya
ke dalam surga.”
(Yaitu
dengan cara berbakti kepada kedua orang tua adalah menjadi sebab masuknya
kedalam surga.) Apa lagi orang tua yang sudah renta yang tidak mampu segalanya
serta terkena beberapa penyakit. Bahkan kedua orang tua adalah menjadi sebab
masuknya ke dalam surga atau neraka, sebagaimana pertanyaan seseorang kepada
Nabi SAW yang artinya :
“
Wahai Nabi, apakah hak kedua orang tua yang wajib dilakukan oleh anak ?,
maka
Nabi menjawab dengan sigkat :
هُمَا جَنَّتُكَ وَنَارُكَ
(kedua orang tua adalah surgamu dan nerakamu),
yakni
jika berbakti maka masuk surga dan kalau durhaka maka masuk neraka.
Bahkan
berbakti kepada kedua orang tua lebih baik pahalanya daripada haji, umroh, dan perang
di jalan Allah SWT. Sebagaimana sabda Nabi :
وَوَرَدَ : أَنَّ بِرَّ الْوَالِدَيْنِ أَفْضَلُ
مِنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ وَالْجِهَادِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ.
“ Sungguh berbakti
kepada kedua orang tua lebih utama daripada haji, umroh dan perang dijalan Allah”
وَأَنَّ الْعَاقَّ لِوَالِدَيْهِ لاَ يَنْظُرُ اللهُ
إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأَنَّهُ لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ.
“Dan
sungguh durhaka kepada kedua orang tua itu Allah tidak akan melihatnya pada
hari kiamat dan dia tidak akan membau bau surga”. (Padahal bau surga bisa dicium dari
jarak sejauh 1000 tahun).
Oleh
karena itu orang tua harus melatih anaknya untuk mengerti adab kesopanan
terhadap Allah dan kedua orang tua dengan cara memasukkan pada pendidikan
Islam, misalnya memasukkan anak kedalam pondok dll, sehingga mereka mengetahui
kedudukan orang tua dihadapan Allah SWT. Dan orang tua juga melatih anak
dihadapan kerabatnya, sehingga akan berahlak bagus terhadap saudara, paman dll.
Serta jangan sampai memotong silaturahmi, karena rahmat tidak akan turun kepada
orang yang memotong silaturahmi, bahkan orang yang memotong kerabat famili
tidak akan masuk surga. Sebagaimana dalam hadits :
وَقَالَ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ.
” Tidak akan masuk surga orang yang
memotong sanak saudara.”
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمَ : إِنَّ الرَّحْمَةََ لاَ تَنْزِلُ
عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ.
“ Sungguh rahmat Allah tidak akan
turun pada masyarakat yang ada orang memotong sanak kerabat “.
Mudah-mudahan
kita diselamatkan dari memotong sanak kerabat famili.
Hikayah
besarnya hak seorang ibu atas anak
Pernah
sahabat Ibnu Umar melihat seorang laki-laki sedang menggendong perempun tua di atas punggungnya
untuk melakukan towaf, kemudian Ibnu umar bertanya: “Siapa ini ?” Beliau
adalah ibuku. Bagaimana pendapatmu apakah saya telah memenuhi haknya wahai Ibnu
Umar? Maka Ibnu Umar menjawab :
وَاللهِ
مَهْمَا فَعَلْتَ بِهَا فَلَنْ يَعْدِلَ ذَلِكَ طَلْقَةً وَاحِدَةً طَلَقَتْهَا
فِيْكَ سَاعَةَ وِلاَدَتِهَا.
Demi Allah sekalipun engkau
melakukannya maka belum bisa membandingi satu jeritan waktu ibumu melahirkanmu.
Demikianlah
beratnya sang ibu, sehingga anak yang tak pernah mendoakan orang tuanya bisa
berakibat kemelaratan. Mudah-mudahan kita diselamatkan. Amin.
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ
وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْرًا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar