Nadhom Imam Ahmad Masyhur bin Thoha Al Haddad (Tumakninah dalam Rukun Sholat)



 Ketentuan 4 Rukun Sholat  Beserta Sunah-Sunahnya

Ketentuan 4 Rukun Sholat  dinadhomkan oleh Al Imam Al Habib Ahmad Masyhur bin Thoha Al Haddad dalam Kitab Ad Duratul Yatimah :
اْلأَرْكَانُ الَّتِي تَلْزَمُ فِيْهَا الطُّمَأْنِيْنَةُ 
Rukun sholat yang wajib tuma’ninah :

ثُمَّ الطُّمَأْنِيْنَةُ  فَرْضٌ فِيْ مَحَالْ  #   أَرْبَعَةٍ وَهْيَ رُكُوْعٌ  وَاعتِدَالْ
Tuma’ninah itu fardu (rukun) didalam 4 tempat yaitu : (1) ruku’ , (2) I’tidal.
ثُمَّ السُّجُوْدُ وَجُلُوْسُ السَّجْدَتَينْ  #   وَحَدُّهَا السُّكُوْنُ بَيْنَ حَرْكَتَينْ   
(3) Di saat sujud  (4) di saat duduk antara 2 sujud. Batasan tuma’ninah itu adalah berhenti (diam) antara dua gerakan (diam semua anggota badan).
بِحَيْثُ تَسْـتَقِـرُّ فِيْهَا  أَعْضَاهْ  #   مَـحَلَّهَا بِقَدْرِ سُـبْحَانَ الله
Tuma’ninah itu adalah diam/berhentinya semua anggota badan pada tempatnya, kira – kira seukuran ucapan Subhanallah.
Keterangan : Sholat itu ibadah yang diatur langsung oleh Allah dan Rasul-Nya,  ada rukun dan syaratnya. Diantara  rukunnya adalah ruku’, i’tidal, sujud dan duduk antara 2 sujud. Keempat rukun ini ada syaratnya yang diantaranya adalah tuma’ninah,  jika seseorang sholat Dhuhur seumpamanya maka wajib tuma’ninah pada 16 tempat, seandainya 1 saja ditinggalkan tanpa tuma’ninah (dengan cara langsung) maka tidak sah sholatnya, dan wajib dia mengulang sholat tersebut.

Ruku’ , diantara syarat-syaratnya adalah:
1. Rukun sebelum ruku’ yaitu membaca Fatihah sudah sah, maka andaikan lupa          membaca Fatihah / salah, maka wajib dia mengulang membaca Fatihah, baru dia sah melakukan ruku’.                                                                                               
2. Turun untuk ruku’, tidak ada niat lain selain turun untuk ruku’ seperti niat mengambil sesuatu, dll.                                                                                             
3.  Wajib tuma’ninah didalam ruku’.
4. Tuma’ninah harus yakin, maka bila ragu, apakah dia sudah tuma’ninah atau       masih gerak, maka tidak sah ruku’nya sampai dia mantep tuma'ninahnya        
4.  Membungkuk yaitu sekiranya dua telapak tangan bisa memegang dua lutut.

Sunah-sunah ketika ruku’ antara lain :
1.    Meratakan punggung, leher dan kepala (tidak mengkerut).
2.    Meluruskan betis dan paha (tidak bengkok).
3.    Membeggangkan antara dua betis sekira satu jengkal.
4.    Memegang kedua lutut dengan dua tangannya.
5.    Mambuka kedua tangan (tidak menggunakan kaos tangan).
6.    Merenggangkan jari-jemari dengan ukuran sedang (tidak keterlaluan).
7.    Menghadapkan kedua tangan ke kiblat.
8.    Membuka pandangan (tidak memejamkan mata).
9.    Untuk laki-laki merenggangkan dua siku-siku dengan lambungnya, serta merengganggakan perut dan dadanya.
10.  Memandang pada tempat sujudnya.
11.  Tidak terlalu menundukkan kepala.
12.  Membaca doa yang dari Nabi :  3x / lebih   سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ       
“ Maha suci Allah Tuhanku yang Maha Agung dan Maha terpuji.”

I’tidal, diantara syarat-syaratnya adalah:
1.    Rukun sebelum I’tidal yaitu ruku’ sudah sah.
2.    Tidak ada tujuan lain kecuali untuk I’tidal (jika mengangkat kepala karena terkejut, maka tidak sah I’tidalnya).
3.    Tuma’ninah dalam I’tidal.
4.    Tuma’ninahnya harus yakin.
5.    Meneggakkan tulung punggung. (tidak posisi masih membungkuk)
6.    Tidak memanjangkan waktu I’tidal melebihi dzikir yang telah di syariatkan dan seukuran Fatihah, karena I’tidal adalah rukun pendek.

Sunah-sunah ketika i’tidal antara lain :
1.    Ketika mengangkat tangan membaca:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ   "Allah mendengar kepada orang yang memuji Nya"
2.    Ketika sudah tegak membaca                                                                                 
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّموَاتِ وَمِلْءُ اْلأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْ بَعْدُ. 
 “ Ya Allah Tuhan kami, hanya milikmu segala puji yang sepenuh langit dan sepenuh bumi serta sepenuh apa yang kau kehendaki (yaitu sepenuh dari singgasana Kursy dan Arsy”).
(Jika seseorang membaca pujian ini, maka 30 malaikat akan berbalap untuk menulis pahala baginya.)
3.    Menurunkan kedua tangan (tidak sedekap lagi).
4.    Membaca doa qunut pada rokaat akhir sholat Subuh. Jika lupa doa qunut disunahkan untuk sujud sahwi. Dan kesunahan di dalam qunut antara lain:
 -Mengangkat kedua tangan   - Mengamini jika menjadi ma’mum
  -Membaca dengan keras       - Membaca sholawat kepada Nabi dan sahabatnya
Untuk sujud (Rukun dan sunah-sunahnya sudah kita kaji sebelumnya)

Duduk antara dua sujud, diantara syarat-syaratnya adalah :
1.    Rukun sebelumnya harus sah.
2.    Tidak ada tujuan lain waktu bangkit dari sujud.
3.    Tuma’ninah di dalam duduk antara dua sujud.
4.    Tuma’ninahnya harus yakin.
5.    Tegak didalam duduk (belum cukup apabila masih membungkuk).
6.    Tidak boleh memanjangkan waktu duduk melebihi dzikir yang dianjurkan dan tasyahud.
Perlu diingat bahwa di dalam sholat terdapat 2 rukun pendek yaitu I’tidal dan duduk antara dua sujud, maka keduanya tidak boleh di perpanjang. Adapun rukun selain keduanya, seperti berdiri, sujud serta duduk takhiyat akhir boleh diperpanjang untuk membaca doa, membaca Al-Quran dan lainya, sekalipun berjam-jam.
Sunah-sunah duduk antara dua sujud:
1.    Duduk Iftiros yaitu duduk di atas mata kaki  kiri, dan meneggakkan kaki kanan, ini seperti duduk tasyahud awal.
2.    Meletakkan ke dua tangan di atas ke dua paha dekat lutut.
3.    Membuka jari-jari tangan (tidak menggenggam).
4.    Merapatkan jara-jari tangan.
5.    Menghadapkan jari-jemari kedua tangan kearah kiblat.
Berdoa dengan 8 permintaan : Minta ampunan, kasih sayang, kekayaan, terangkatnya derajat, minta rizki, minta petunjuk, kesehatan lahir dan batin dan ampunan, yaitu doa Nabi :
( رَبِّ اغْفِرْلِيْ  ( Ya Allah ampunilah saya
( وَارْحَمْنِيْ    ( berilah kasih sayang kepadaku 
( وَاجْـبُرْنِيْ (berilah kecukupan dan kekayaan kepadaku  
( وَارْفَعْنِيْ      ( angkatlah derajatku didunia serta akhirat
( وَارْزُقْنِيْ      ( berilah rizki kepadaku
( وَاهْدِنِيْ      ( berilah petunjuk kepadaku
( وَعَافِنِيْ  (berilah kesehatan  kepadaku        
( وَاعْفُ عَنِّيْ  ( berilah ampunan kepadaku
Kandungan / isi doa antara dua sujud ini seperti doa sapu jagad karena lengkapnya.
Keterangan : Selayaknya ketika kita berdoa di dalam sholat / lainnya untuk     memperhatikan makna dan tujuannya. Dikarenakan menghaturkan permintaan, maka jangan sampai lengah, seperti orang yang minta, akan tetapi tidak mengetahui permintaannya.
Mengenal Mahluk Pilihan Allah serta Mencintai
dan Bertawassul Kepadanya.
     Mengenal itu adalah sangat perlu, agar bisa mencintainya, kemudian dijadikan sebagai tawassul, yaitu perantara untuk sampai kepada Allah dan mendapatkan syafaat mereka.

Sayyid Imam Ali Zainul Abidin.
Beliau adalah seorang tabi’in yang agung serta mulya . Diantara kemulyaannya :
1.    Sayyid Imam Ali Zainal Abidin biasa melakukan sholat 1000 rokaat dalam sehari  semalam.                                                                                                                   
2.    Beliau jika wudhu’ untuk sholat, wajahnya menjadi pucat dikarenakan takut       hendak menghadap Allah.                                                                                                 
3.    Beliau tidak pernah meninggalkan sholat sunah malam, baik dalam bepergian atau tidak.
4.    Beliau adalah orang yang sabar dan tawadu’. Pernah beliau sedang keluar dari masjid, kemudian bertemu dengan seorang laki-laki yang tidak mengetahui kedudukan beliau, lantas laki-laki tadi memakinya dan mengolok-ngolok sampai habis-habisan, akan tetapi Sayyid Imam Ali Zainal Abidin menampakkan kesabarannya serta tawadhu’nya, lantas beliau mengatakan : Kekurangan pada diriku masih lebih banyak dari apa yang telah engkau ungkap, kemudian beliau berkata lagi : Apakah engkau punya keperluan yang bisa kami bantu? . Maka laki-laki tadi merasa malu, bagaimana dia telah memaki-maki, akan tetapi Imam Ali Zainal Abidin tambah menawarkan membantu kebutuhan dia. Kemudian beliau memberikan uang kepada dia 1000 dirham lebih, dan laki-laki itu mengucapkan:
 “Saya bersaksi bahwa engkau (Sayyid Imam Ali Zainal Abidin) adalah termasuk keturunan Nabi SAW.”
5.    Beliau menanggung 100 keluarga, yaitu dengan membawa bahan makanan di malam hari kepada orang-orang fakir Madinah. Beliau mengatakan :
 “Sungguh sedekah dengan rahasia itu memadamkan kemarahan Allah SWT.”
Dan yang lebih aneh lagi orang yang dibantu tidak tahu, dan baru tahu bahwa yang memberi adalah Imam Ali Zainal Abidin setelah wafatnya beliau.
6.    Sahabat Jabir bin Abdillah mengatakan : Saya dulu pernah duduk dihadapan Nabi SAW, sedangkan Sayyid Husein bermain di pangkuan Nabi, kemudian Nabi bersabda yang artinya : “ Wahai Jabir!  Sayyid Husein ini akan mendapat anak bernama Ali, dan besok dihari kiamat akan ada orang yang mengumumkan – hendaklah bangkit Sayyidul Abidin ( pimpinan orang-orang ahli ibadah ) .”
Mudah-mudahan kita bisa menteladani akhlak dan tingkah laku beliau sekalipun sedikit serta dapat mencintai, sehingga akan mendapat syafaat beliau.  Amin. 
بِسِرِّ الْفَاتِحَة
Diambil dari kitab Syarh Ainiyyah, Syarah Fathul Mu’in & Taqrirotus Sadidah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar