SANDAL MULIA milik MAKHLUK PALING MULIA KEKASIH PENCIPTA SEMESTA YANG MAHA MULIA
sifat, pujian, & hikmahnya
Sandal beliau
terbuat dari kulit sapi yang sudah tidak ada bulunya, berlapis-lapis dan
dijahit, mempunyai lekuk tapak kaki, dan berbentuk seperti lidah, mempunyai
tumit, dan berwarna kuning. Sandal beliau pun mempunyai dua tali pengikat,
salah satunya berada antara ibu jari dan telunjuk kaki beliau, sedangkan yang
lain berada di antara jari tengah dan jari manis beliau.
Diriwayatkan dari sahabat Ibnu ‘Umar bahwa beliau memakai sandal as Sibtiyyah, yaitu sandal kulit yang sudah tidak rada bulunya, dan beliau berkata,: “Sungguh aku melihat
Rosululloh memakai sandal yang tidak ada
bulunya, dan beliau berwudhu dengannya, maka aku pun senang untuk memakainya.”
(Wasa”ilul Wushul, hal. 128).
Dari yang tertulis dalam kitab-kitab terdahulu beberapa nama Rosululloh adalah Shohibun Na’laini (pemilik dua sandal), sebab memakai sandal adalah kebiasaan orang Arab. Beliau memiliki dua sandal, dan delapan khuf (sepatu kulit). Beliau berjalan dengan memakai sandal dan kadang juga tidak memakai sandal, tak terkecuali bila beliau berangkat ibadah, dengan tawadhu’, dan beliau sholat di atas sandal beliau yang keduanya dalam keadaan suci. Dalam beberapa tempo beliau membawanya dengan telunjuk jari kiri beliau. Sedangkan yang bertugas (berkhidmah) untuk membawanya adalah sahabat Ibnu Mas’ud, beliau menaruh kedua sandal tersebut pada lengannya ketika Rosulullah melepasnya dan menyuguhkannya kembali pada Rosululloh jika beliau akan memakainya,
Dari yang tertulis dalam kitab-kitab terdahulu beberapa nama Rosululloh adalah Shohibun Na’laini (pemilik dua sandal), sebab memakai sandal adalah kebiasaan orang Arab. Beliau memiliki dua sandal, dan delapan khuf (sepatu kulit). Beliau berjalan dengan memakai sandal dan kadang juga tidak memakai sandal, tak terkecuali bila beliau berangkat ibadah, dengan tawadhu’, dan beliau sholat di atas sandal beliau yang keduanya dalam keadaan suci. Dalam beberapa tempo beliau membawanya dengan telunjuk jari kiri beliau. Sedangkan yang bertugas (berkhidmah) untuk membawanya adalah sahabat Ibnu Mas’ud, beliau menaruh kedua sandal tersebut pada lengannya ketika Rosulullah melepasnya dan menyuguhkannya kembali pada Rosululloh jika beliau akan memakainya,
Rosululloh mendahulukan bagian kanan ketika memakainya,
dan mendahulukan bagian kiri ketika melepasnya. Bila beliau duduk untuk
berbicara, maka beliau melepas sandalnya. Beliau juga melarang kita berjalan
dengan memakai satu sandal saja.
Gambar sandal tersebut dibuat oleh Syeikh yang Yusuf bin Isma’il an-Nabhaniy, seorang pecinta sejati Nabi yang menghabiskan umurnya untuk berkhidmah di bidang tulis menulis. Gambar tersebut beliau nukil dari kitab Fathul Muta’al karya al-‘Allamah Ahmad al-Muqriy, yang berasal dari ulama terdahulu, dan telah direkomendasikan oleh para ulama dan huffadh seperti as-Suyuthi, as-Sakhowiy, dan ad- Daimiy. Walaupun hanya berupa gambar, tapi karena pemilik sandal ini adalah pemimpin para Rosul, maka gambarnya pun banyak sekali memiliki barokah.
Syeikh
Yusuf an-Nabhaniy ini yang telah menukil
beberapa faidah dari gambar sandal Rosululloh
yang diteliti dan dicoba oleh ulama terdahulu dari Imam al-Qusthullaniy
dalam al-Mawahib al-Laduniyah, dan Syeikh Ahmad al-Muqriy dalam Fathul
Muta’aal, sebagai berikut :
1.
Orang yang membawanya dengan mengharap barokahnya (tabarruk) maka akan selamat
dari gangguan pengacau, dan lawan. Juga mendapatkan penjagaan dari setiap setan
yang senang menjerumuskan manusia, dan dari bahaya a’in (pengaruh jelek mata)
orang yang hasud.
2.
Bila wanita hamil membawanya di tangan kanannya ketika akan melahirkan, maka
proses melahirkan akan digampangkan, bi haulillah wa quwwatihi.
3.
Mendapatkan penjagaan dari sihir.
4.
Orang yang selalu membawanya akan diterima di masyarakat, dan akan dapat melihat beliau dalam mimpi dan menziarahi
Rosululloh
5.
Bila tentara membawanya, maka pasukannya akan menang. Bila dibawa bepergian
(baik darat maupun laut), maka akan selamat. Jika ditaruh dalam rumah, maka
rumah tersebut tidak akan terbakar. Jika ditaruh dalam barang dagangan, maka
barang tersebut tidak akan dicuri.
6.
Bila untuk suatu hajat, bertawassul dengan pemilik sandal ini (Rosululloh) maka hajat kita akan dikabulkan. Atau untuk
suatu kesempitan (masalah), maka akan diberi jalan keluar. Atau pada orang yang
sakit, maka ia akan sembuh.
7.
Dan orang yang menaruh gambar tersebut di atas kepalanya, maka Alloh akan
memenuhi apa yang dicita-citakannya.
Keistimewaan
itu semua dapat dicapai dengan syarat kuatnya keyakinannya (mantap).
Salah
satu kisah tentang barokah gambar ini adalah: Abu Ja’far Ahmad bin Abdil Majid
(seorang syaikh yang sholeh) memberikannya pada seorang murid. Kemudian murid
tersebut mendatangi dan berkata pada beliau,: “Tadi malam aku menyaksikan
barokah yang sangat menakjubkan dari gambar ini. Istriku tertimpa penyakit
parah yang hampir membuatnya meninggal, kemudian aku menaruh gambar tersebut di
tempat yang sakit dan berkata,:
‘Ya Alloh, perlihatkan kepadaku barokah pemilik
sandal ini, akhirnya Alloh menyembuhkannya seketika.” (Lihat Wasa’ilul Wushul
hal. 130).
Gambar
yang dibuat oleh Syeikh Yusuf bin Isma’il an-Nabhaniy ini merupakan gambar yang
paling benar, diantara tiga gambar yang ada (sebelumnya). Pun dalam sebuah
mimpinya, beliau mendapatkan bisyaroh (kabar gembira), seperti yang beliau
tulis dalam kitabnya Sa’adatud Darain: (Mimpi ke sembilan):
saya bermimpi setelah
mencetak Mitsalun Na’lis Syarif, setelah Shubuh hari selasa tanggal 11 Sya’ban
1315 H, bahwa saya berangkat haji, dan saya melihat tempat yang sering
dikunjungi orang-orang, yang dibangun dari batu, dan di dalam bangunan terdapat
batu yang diatasnya terdapat bekas kaki Rosululloh. Memang bangunan tersebut dibuat
agar orang-orang menziarahi dan mengalap barokah dengannya. Maka terbersit di
hatiku bahwa sayalah yang membangun tempat tersebut, maka aku pun menciumnya
dan berdo’a,: ‘Ya Alloh, saya bertawassul kepada-Mu dengan pemilik jejak kaki
ini berilah aku haji yang maqbul’. Maka aku pun terbangun dan menakwili mimpi
ini dengan benar, dan sesuainya gambar yang aku buat dengan sandal Nabi, wal hamduliillahi robbil alamin. (lihat hal.
481).
Beliau juga menulis : setelah mimpi yang (Mimpi ke tiga): “Saya bermimpi melihat Rosululloh setelah mimpi yang kedua dengan jarak sekitar 5 bulan, juga setelah fajar, keadaan beliau putih bersinar sebagaimana mimpi sebelumnya. Dan dalam mimpi ini, saya melihat ada dua pena di depan beliau, salah satunya berupa ruas kayu yang masih utuh belum diraut, dan yang lain telah berkurang, tinggal seukuran lima biji, dan telah diraut dengan rautan yang tidak lurus. Maka di hatiku timbul keinginan untuk meminta pena yang kedua karena beliau sudah tidak membutuhkannya lagi, tujuanku agar aku bisa berwasiat untuk menaruhnya dalam kuburku bila aku mati untuk dapat membelaku. Tapi aku malu memintanya dari beliau secara terang-terangan sehingga aku pun berbasa-basi dahulu agar aku dapat memintanya. Aku berkata pada ,: “Apakah ini pena Anda?” Beliau pun menjawab,: “Ya, apa yang engkau inginkan darinya?” Aku pun berkata,: “Aku ingin Anda memberikannya padaku, agar ia dikubur bersamaku dalam makamku kelak”. Maka Rosululloh berkata (dan aku sudah merasa bahwa beliau akan memberikannya),: “Engkau dikubur di dalam As-Syaikh Sa’iid”.
Aku
pun terbangun walhamdu lillahi Robbil ‘alamin, dan dalam hatiku terbesit bahwa
ada pemakaman yang bernama as-Syaikh Sa’iid. Aku pun kemudian menceritakan
mimpi ini pada salah satu temanku yang sholeh, dan dia berkata,: “As-Syaikh
Sa’iid adalah engkau, dan pengakuan ini dari Rosululloh , mengisyarohkan pada
ucapanmu di akhir Mitsalun Na’lis Syarif :
سَعِدَ ابْنُ مَسْعُوْدٍ بِخِـدْمَةِ نَعْلِهِ # وَ
انَـا السَّعِيْدُ بِخِدْمَتِيْ لِمِثَالِهَا
Sahabat Ibnu Mas’ud telah beruntung karena mengabdi pada sandal al Musthofa * Dan akulah orang yang beruntung karena pengabdianku pada gambarnya.
Sahabat Ibnu Mas’ud telah beruntung karena mengabdi pada sandal al Musthofa * Dan akulah orang yang beruntung karena pengabdianku pada gambarnya.
Maka aku pun gembira dengan takwil ini, semoga Alloh Ta’ala
menjadikannya sebagai kenyataan. (Lihat hal. 479, dengan peringkasan).
Sumber :
Sa’adatud Darain fis Sholati ‘ala Sayyidil Kaunain, as-Syaikh Yusuf
bin Isma’il an-Nabhaniy hal. 493-495,
479, dan 481, cet. Darul Fikr Lebanon.
Lihat Juga karya beliau Wasaa’ilul Wushul ilaa Syama’ilir Rosul
hal. 128-131, cet. Darul Minhaj, Lebanon).
Gambar sandal Rosululloh karya Syeikh Yusuf an Nabhaniy ini juga dapat Anda temui dalam kitab adz Dzakhooir an Nabawiyyah, karya Abuya as Sayyid Muhammad bin ‘Alawiy al Malikiy al Hasaniy .
Gambar sandal Rosululloh karya Syeikh Yusuf an Nabhaniy ini juga dapat Anda temui dalam kitab adz Dzakhooir an Nabawiyyah, karya Abuya as Sayyid Muhammad bin ‘Alawiy al Malikiy al Hasaniy .
Dalam
gambar yang dibuat Syeikh Yusuf bin Isma’il an-Nabhaniy terdapat beberapa bait
syair, tetapi ada beberapa kalimat yang kemudian beliau perbaiki sebagaimana
yang beliau sebutkan dalam kitab Sa’aadatud Darain:
عَلَى رَأْسِ هٰذَا الْكَوْنِ نَعْلُ مُحَمَّدٍ # عَلَّتْ فَجَمِيْعُ الْخَلْقِ تَحْتَ ظِلاَلِهِ
لَدَى الطُّوْرَ مُوْسَى نُوْدِيَ اخْلَعْ وَأَحْمَدٌ # عَلَى الْعَرْشِ لَمْ يُؤْذَنْ بِخَلْعِ نِعَالِهِ
Di atas kepala alam
semesta ini sandal Muhammad bertahta
Maka seluruh
ciptaan berada di bawah naungannya.
Tatkala di gunung Thur, Musa dipanggil,: ‘Lepaslah sandalmu’, sedangkan Nabi Muhammad
Tatkala di gunung Thur, Musa dipanggil,: ‘Lepaslah sandalmu’, sedangkan Nabi Muhammad
di atas Arsy tidak diperkenankan untuk melepas sandalnya (sebagai
penghormatan)
مِثَـالٌ حَكَى نَعْلاً ِلأَفْضَلِ مُرْسَلِ # تَمَنَّتْ
مَقَـامَ التُّرْبِ مِنْهُ فَرَاقِدُ
ضَرَائِرُهَا السَّبْعُ السَّمٰوَاتِ كُلُّهَا # غِيَارَى وَتِيْجَانُ الْمُلُوْكِ حَوَاسِدُ
Inilah gambar yang melukiskan sandal utusan Alloh yang termulia
ضَرَائِرُهَا السَّبْعُ السَّمٰوَاتِ كُلُّهَا # غِيَارَى وَتِيْجَانُ الْمُلُوْكِ حَوَاسِدُ
Inilah gambar yang melukiskan sandal utusan Alloh yang termulia
karenanya,
bintang kutub utara berandai untuk menjadi tanah (tempat sandal itu berpijak).
Saingannya, seluruh langit tujuh cemburu
Saingannya, seluruh langit tujuh cemburu
dan mahkota
para raja pun mendengki.
مِثَالٌ لِنَعْلِ الْمُصْطَفَى مَا لَهُ مِثْلُ # لِرُوْحِيْ
بِهِ رَاحٌ لِعَيْنِيْ بِهِ كُحْلُ
فَـأَكْرِمْ بِهِ تِمْثَالَ نَعْلٍ كَرِيْمَةٍ # لَهَا كُلُّ رَأْسٍ وَدَّ لَوْ أَنَّهُ
رِجْلُ
Inilah gambar sandal al Musthofa yang tiada bandingnya *
Inilah gambar sandal al Musthofa yang tiada bandingnya *
Karenanya ruhku
memperoleh ketenangan dan mataku beroleh celak (yang mendinginkan).
Maka betapa mulia gambar sandal ini
Maka betapa mulia gambar sandal ini
Baginya seluruh
kepala berkeinginan untuk menjadi kaki.
وَلَمَّا رَأَيْتُ الدَّهْرَ قَدْ حَارَبَ الْوَرَى # جَعَلْتُ لِنَفْسِيْ نَعْلَ سَيِّدِهِ حِصْنَا
تَحَصَّنْتُ مِنْهُ فِيْ بَـدِيْعِ مِثَـالِهَا # بِسُوْرٍ
مَنِيْعٍ نِلْتُ فِيْ ظِلِّهِ اْلأَمْنَا
Dan ketika kulihat masa telah memangsa manusia
Dan ketika kulihat masa telah memangsa manusia
Kujadikan
sandal junjungannya sebagai benteng perisai diri.
Aku berlindung dari masa dalam keelokan gambarnya
Aku berlindung dari masa dalam keelokan gambarnya
Dengan pagar
pencegah kuperoleh keamanan di bawah naungannya.
إِنِّيْ خَدَمْتُ مِثَالَ نَعْلِ الْمُصْطَفَى # ِلأَعِيْشَ
فِي الدَّارَيْنِ تَحْتَ ظِلاَلِهَا
سَعِدَ ابْنُ مَسْعُوْدٍ بِخِدْمَةِ نَعْلِهِ # وَانَا السَّعِيْدُ بِخِدْمَتِيْ لِمِثَالِهَا
Sungguh aku
mengabdikan diri pada gambar sandal al Musthofa
Agar aku hidup
di dunia dan akhirat di bawah naungannya.
Sahabat Ibnu Mas’ud telah beruntung karena mengabdi pada sandal al Musthofa
Sahabat Ibnu Mas’ud telah beruntung karena mengabdi pada sandal al Musthofa
Dan akulah
orang yang beruntung karena pengabdianku pada gambarnya.
Dan betapa indah perkataan
Imam Abu Bakr al Qurthubiy Rohimahullohu Ta’alaa:
وَنَعْلٍ خَضَعْنَا هَيْبَةً لِبَهَائِهَا # وَإِنَّا مَتَى نَخْضَعْ لَهَا أَبَدًا نَعْلُوْ
Dan sandal yang kita merendahkan diri dengan memuliakan karena keelokannya, dan sesungguhnya bila kita merendahkan diri padanya, maka selamanya kita akan terangkat mulia.
فَضَعْهَا عَلَى أَعْلَى الْمَفَارِقِ إِنَّهَا # حَقِيْقَتُهَا تَاجٌ وَصُوْرَتُهَا نَعْلُ
Maka letakkanlah ia di atas kepala (tempat
belahan rambut), karena sungguh dalam hakikatnya ia adalah mahkota, walaupun
sandal adalah bentuknya.
بِأَخْمَصِ خَيْرِ الْخَلْقِ حَازَتْ مَزِيَّةً # عَلَى التَّاجِ حَتَّى بَاهَتِ الْمَفْرِقَ الرِّجْلُ
Karena , sandal itu memperolehr(dipakai) lekuk telapak kaki makhluk terbaik keistimewaan di atas mahkota, hingga kaki pun berwibawa mengalahkan kepala.
شِفَاءٌ لِذِيْ سُقْمٍ، رَجَاءٌ لِبَائِسٍ # أَمَانٌ لِذِيْ خَوْفٍ، كَذَا يُحْسَبُ الْفَضْلُ
Dialah pengobat bagi orang yang terjangkit penyakit, harapan bagi yang terlantar, keamanan bagi yang ketakutan, begitulah dihitung keutamaannya.
بِأَخْمَصِ خَيْرِ الْخَلْقِ حَازَتْ مَزِيَّةً # عَلَى التَّاجِ حَتَّى بَاهَتِ الْمَفْرِقَ الرِّجْلُ
Karena , sandal itu memperolehr(dipakai) lekuk telapak kaki makhluk terbaik keistimewaan di atas mahkota, hingga kaki pun berwibawa mengalahkan kepala.
شِفَاءٌ لِذِيْ سُقْمٍ، رَجَاءٌ لِبَائِسٍ # أَمَانٌ لِذِيْ خَوْفٍ، كَذَا يُحْسَبُ الْفَضْلُ
Dialah pengobat bagi orang yang terjangkit penyakit, harapan bagi yang terlantar, keamanan bagi yang ketakutan, begitulah dihitung keutamaannya.
Dikisahkan dalam Ad Dibaaj karya Ibn Farihun, Bahwasannya Imam Al Fakihany pergi berziarah ke Damaskus untuk melihat sandal
peninggalan rasulullah SAW di daerah Daar Al Hadith, maka tatkala beliau
melihat sandal Rasulullah yang mulia tersebut beliau bersimpuh, menciuminya,
mengusap-usapkannya ke wajahnya, dan air matanya mengalir seraya beliau
mengucap sya’ir
وَلَوْ قِيْلَ لِلْمَجْنُوْنِ لَيْلَى
وَوَصْلُهَا # تُرِيْدُ أُمِ الدُّنْيَا وَمَا فِي زَوَايَاهَا
Andai dikatakan
kepada si Majnuun (si gila) : Kau menginginkan Laila dan berhubungan dengannya ?,
atau (lebih memilih) dunia beserta semua yang ada disudut-sudutnya
لَقَالَ غُبَارٌ مِنْ تُرَابِ
نِعَالِهَا # أَحَبُّ إِلَى نَفْسِي وَأَشْفَى لِبَلْوَاهَا
Niscaya dia
akan mengatakan, debu dari tanah pada sandalnya
lebih disenangi
jiwaku dan lebih menyembuhkan rasa sakitnya
JIka demikian keadaan rasa rindu si majnuun pada kepada kekasihnya Laila
MAKA BAGAIMANA RASA RINDU KITA KAUM MUSLIMIN UNTUK BERTEMU KEKASIH ALLAH BAGINDA RASULULLAH SAW
اللهم اجمعنا
بالنبي صلى الله عليه وسلم يقظة ومناما في السر والعلن
في الدنيا وعند دخول الجنان
آمين
diedit dari http://addiya.blogspot.com
makasih banyak atas ILMU nya
BalasHapusalhamdulillah ada manfaat kebaikan, syukron atas kunjungannya
HapusNabi/rasul Muhammad saw dalah Insan yang paling mulia sehingga apapun yang menempel dan dekat dengannya isya Allah akan mulia kecuwali mahluk yang selalu memusuhinya
BalasHapus