( الاِعْتِرَافُ بِالذَّنْبِ )
Mengakui kesalahan
merupakan pangkat yang diberikan kepada orang yang utama serta mulia dari
hamba-hamba Allah SWT, dan sebaliknya orang yang merasa baik dirinya serta
merasa benar sendiri adalah sifat kekurangan dan kesombongan, dikarenakan yang
mengetaui kebaikan dirinya adalah Allah SWT. Cukuplah Allah yang akan
mengadilinya, sebab seorang hamba khawatir termasuk dari golongan orang yang muflis
(bangkrut).
Sebagaimana dalam hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : أَتدْرُونَ مَنِ المُفْلِسُ مِنْ أُمّتِي، قَالُوا
: المُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ
لَهُ وَلاَ مَتَاعَ
Dari
sahabat Abi Huroiroh RA Rosululloh bertanya : “Apakah kalian mengetahui
orang yang bangkrut ? Maka para sahabat menjawab : Orang yang bangkrut adalah
yang tidak mempunyai uang dan harta”.
فَقَالَ: إنَّ المُفْلِسَ
مِنْ أُمّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ بِصَلاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ فَيَأْتِي
قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ
هَذَا،
Kemudian
Nabi menjelaskan : “Orang yang bangkrut sesungguhnya dari umatku adalah orang
yang datang pada hari kiamat dengan membawa ibadah sholatnya, puasanya, dan
zakatnya, akan tetapi dia pernah memaki orang, menuduh orang jelek, memakan
harta orang lain, menyakiti orang lain (membunuh), dan memukul orang lain,
فَيُعْطِي هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ،
وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَ مَا عَلَيْهِ
أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ، فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ. (رواه مسلم)
maka
diberikan kebaikannya itu kepada orang yang disakitinya satu persatu, lantas
jika habis kebaikannya sebelum selesai tuntutannya maka diberikan kesalahannya
dan ditumpahkan kepadanya kemudian
dimasukkan kedalam neraka.”
Mudah
mudahan kita diselamatkan. Sehingga layak seseorang itu meminta ampun serta
meminta maaf pada orang yang disakitinya tanpa malu, sebelum ada tuntutan
dihari kelak.
Seperti
riwayat sahabat Ibnu Abbas : Besok ketika di akhirat akan diumumkan
(مَنْ كَانَ لَهُ
عَلَيْهِ حَقٌّ فَلْيَأْتِ حَقَّهُ اِلَى حَقِّهِ )
orang
yang punya hak supaya datang kepada orang yang dikurangi haknya, maka
bergembiralah orang yang memiliki anak atau saudara yang melanggar hukum demi
untuk mengambil haknya.
Diantara
macam-macam kesalahan :
1.
Menundanya untuk bersegera membayar
(مَطْلُ الْغَنِيِّ
ظُلْمٌ),
orang
yang punya harta tidak segera membayarkan kepada orang yang dihutangi, itu
adalah termasuk kedholiman.
2.Tidak
memberi upah pekerja atau melambatkanya dll.
Hikayah beratnya kedzaliman dan
Pada
zaman bani Isroil ada seorang lelaki, dia mengumumkan dengan suara yang lantang
: “Siapa saja yang melihat saya maka jangan pernah mendholimi seseorang”.
Lelaki itu telah terpotong tangannya. Lantas dia ditanya : “Apa penyebab
terpotongnya tangan Anda ?” Dia bercerita : “Saya dulu adalah seorang polisi,
suatu hari saya ke pantai dan saya lihat seorang nelayan yang menangkap ikan
besar. Lantas saya minta ikan tersebut, tetapi nelayan itu menolaknya. Kemudian
saya mau beli ikan itu, tetapi dia tidak mau. Akhirnya saya pukul dia dengan
tongkat dan saya ambil ikannya dengan paksa. Lantas ikan itu saya bawa dan
tiba-tiba ikan tadi mengigit ibu jari saya. Di waktu pagi, tangan saya membengkak
dan saya mendatangi dokter ahli, dia berkata : “Bahaya gigitan ikan
sudah merasuk, untuk itu ibu jari tangan Anda harus dipotong”. Dan
malamnya saya masih merasakan sakit, maka dokter memberi saran agar tangan saya
dipotong sampai pergelangan. Sampai waktu malamnya lagi tangan saya tambah
terasa sakit, dan dokter itu juga menyarankan untuk memotong sampai siku-siku,
malamnya masih terasa sakit lagi, dokter memberi saran untuk dipotong sampai
lengan, akhirnya sakitnya sampai
keseluruh tubuh. Kemudian ada orang bertanya penyebab sakit saya ini, dan saya menceritakannya.
Maka dia menasihati agar meminta maaf dan minta halalnya pada si nelayan. Kemudian
saya mencarinya dan meminta halalnya seraya menangis. Nelayan itu berkata : “Sungguh
saya halalkan untukmu”. Tetapi dia dulu telah berdoa jelek untuknya, dengan
ungkapan : “Ya Allah tampakkan kekuasaanMu atas orang yang dholim”.
Maka Allah SWT menampakkan bahayanya. Dan itulah nasib orang yang telah
melakukan kedholiman.
Mudah-mudahan kita diselamatkan dari kedhaliman dan pendholiman, amin
izin untuk di ceramahkan, syukron
BalasHapusSilahkan
Hapus