Persaudaraan Karena Allah Ta'ala




 ( اْلأُخُوَّةُ فِي اللهِ ) 
Persaudaraan  karena Allah adalah ikatan keimanan untuk meneggakkan syariat Allah.  Persaudaraan ini lebih kuat dari pada persaudaraan kerabat. Allah SWT berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Hanyalah orang mu'min itu saudara, maka perdamaikan antar saudara kalian (jangan sampai saudara muslim ada pertengkaran) dan bertakwalah kalian kepada Allah agar kalian di rahmati."
Maka di antara keharusan antar saudara :

1.      Saling doa mendoakan, seperti dalam Al Quran :
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
"Dan orang-orang yang datang setelah mereka ( para tabiin dan orang yang masuk Islam sampai hari kiamat ) mereka selalu mengucap : Ya Allah Tuhan Kami ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami di dalam imannya dan jangan jadikan di hati kami kedengkian kepada orang mu'min, Ya Allah Tuhan Kami sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Kasih Sayang."
Disampaikan di sebagian tafsir bahwa manusia ada 3 tingkatan :
1.      Orang yang hijrah ( Muhajirin ).
2.      Anshor.
3.      Para tabiin dan orang yang masuk Islam yang setelahnya  sampai hari kiamat.
Maka di antara perbuatan kelompok orang yang ketiga adalah mendoakan.
Dan penjelasan ayat ini juga menunjukkan akan wajibnya mencintai sahabat Nabi dan mendoakan (Istigfar) pada mereka. Sampai pernah Nabi menyampaikan :
وَدِدْتُ أَنْ رَأَيْتُ اِخْوَانَنَا، قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَلَسْنَا بِاِخْوَانِكَ ؟
Bersabda Nabi : Saya ingin melihat saudara-saudara kami, lantas para sahabat mengatakan : wahai Rasulullah bukankah kami saudara-saudara engkau
فَقَالَ بَلْ أَنْتُمْ أَصْحَابِيْ وَاِخْوَانُنَا الَّذِيْنَ لَمْ يَأْتُوْا بَعْدُ
Maka Nabi bersabda : kalian adalah sahabat-sahabatku dan saudara-saudara kita adalah orang yang belum datang dan akan datang setelahnya  padahal mereka belum melihatku tetapi iman kepadaku.
Mengenai ayat tadi Sayyidatuna Aisyah RA mengatakan :
فَاُمِرُوْا أَنْ يَسْتَغْفِرُوْا لَهُمْ فَسَبُّوْهُمْ
Orang-orang diperintah untuk mendoakan para sahabat Nabi akan tetapi ada sekelompok manusia yang keterlaluan seperti Syiah, mereka tidak mau mendoakan   ( istigfar ) tetapi malah memaki dan melaknat para sahabat. Sampai Nabi bersabda :
اِذَا رَأَيْتُمُ الَّذِيْنَ يَسُبُّوْنَ أَصْحَابِيْ فَقُوْلُوْا لَعَنَ اللهُ أَشَرَّكُمْ
" Jika engkau melihat kelompok manusia yang selalu memaki sahabat-sahabatku maka katakanlah mudah-mudahan Allah melaknat orang yang lebih jelek dari kalian."
Mudah-mudahan kita dijauhkan dari kelompok orang yang memaki dan melaknat para sahabat. Dan mudah-mudahan kita selalu mendoakan agar para sahabat diberi keridhoan  Allah SWT.


2.      Saling menziarahi .
Di sampaikan sebuah Hadits: dari sahabat Abu Huroiroh dari Nabi SAW  yang artinya: bahwa ada seorang laki-laki menziarahi saudaranya di sebuah desa , lantas Allah mawakilkan kepada malaikat untuk menjaganya di perjalanan. Maka ketika malaikat datang kepadanya dia bertanya : Apa yang engkau inginkan, maka dia menjawab : saya mengiginkan saudara di desa ini. Kemudian ditanya : apakah engkau punya kebaikan yang harus engkau tunaikan kepadanya . Maka dia menjawab : tidak punya, hanya saja saya cinta kepadanya karena Allah. Maka malaikat mengatakan :
فَإِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكَ بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيْهِ . (رواه مسلم)
" Maka sungguh saya adalah ( Malaikat ) utusan Allah yang diperintah untuk memberitahu pada engkau bahwa Allah telah cinta padamu sebagaimana engkau cinta kepada saudaramu." ( HR Imam Muslim )
Dari Sahabat Abi Huroiroh RA Rasululloh SAW bersabda :
مَنْ عَادَ مَرِيْضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللهِ نَادَاهُ مُنَادِيَانِ : طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الْجَنَّةِ مَنْـزِلاً . ( رواه الترمذى )
” Barang siapa menjenguk orang sakit atau menziarahi saudara karena Allah maka ada dua malaikat mengumumkan: baik tingkah laku anda serta bagus perjalanan anda dan engkau telah mempersiapkan tempat di Surga ." ( HR Imam Tirmidzi )

Telah mengatakan Kholid bin Sofyan Rohimakumullah : Paling lemahnya manusia itu adalah orang yang tidak ingin menambah saudara, yang lebih lemah lagi adalah orang yang menyia-nyiakan teman mereka.
Ada hikayat : Pernah seorang Kholifah memerintahkan untuk menindak (memukuli) tiga orang sholeh di antaranya Abu Husein An Nury, tiba-tiba Abu Husein menyerahkan dirinya untuk dipukuli sampai mati, maka raja merasa heran mengapa dia segera menyerahkan kapalanya untuk di bunuh, kemudian raja bertanya : apakah sebabnya, Maka Abu Husein mengatakan ; saya lebih senang saudara saya hidup dan lebih baik saya mati di saat yang menakutkan. Dikarenakan ada jawaban demikian, demi menyelamatkan orang lain, akhirnya raja tidak jadi membunuh mereka sebab demi persaudaraan karena Allah.

Kewajiban Saudara Senasab (Kakak atau Adik)  :
1.      Melakukan ahlak-ahlak yang mulya agar hidup menjadi baik, bahagia dan mendapat ridho orang tuanya karena orang yang paling dekat adalah saudara saudarinya.
2.      Layaklah saudara memulyakan mererka dalam segala keadaan dan mencintai mereka dengan cinta yang sungguh-sungguh dan mendalam karena saudara itu asalnya dari satu ibu atau satu ayah maka layaklah mengharapkan kebahagiannya dalam keadaan damai serta bersatu, dan mereka layak menjauhi sebab-sebab pertengkaran atau perselisihan karena itu adalah jalannya tipuan setan yang menjadi sebab ancaman berat di akhirat hanya karena masalah yang sepele.
3.      Layak seorang adik menghormati kakaknya, seperti mencium tangannya, menghormati, mendengarkan nasehatnya, seakan-akan kakak sekedudukan dengan orang tuanya, sebagaimana dalam hadits :
حَقُّ كَبِيْرِ اْلإِخْوَةِ عَلَى صَغِيْرِهِمْ كَحَقِّ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ           
"Hak adik kepada kakak seperti hak anak kepada orang tuanya ."
4.      Seorang kakak harus punya jiwa kasih sayang kepada adik-adiknya dan melakukan dengan penuh perhatian seperti perlakuannya orang tua, sebagaimana hadits :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ حَقَّ كَبِيْرِنَا               
 " Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak punya kasih sayang terhadap   anak kecil (adik) dan bukan golongan kami orang yang tidak mengetahui hak orang besar (kakak).
5.      Layaklah  saudara membantu kepada saudaranya yang lainnya semampunya dengan cara : pikiran, tenaga atau harta semampunya , Nabi bersabda :
مَثَلُ اْلأَخَوَيْنِ مَثَلُ الْيَدَيْنِ تَغْسِلُ اِحْدَا هُمَا اْلأُخْرَى                
" Permisalan dua saudara itu seperti dua tangan, tangan yang satu mencuci tangan yang lainnya."
Maka layaklah antar saudara bersikap sabar kalau ada kesalahan. Saling memperingatkan dengan ucapan yang lunak bila ada kekeliruan,  hindarilah saling memaki apalagi saling memukul, adu domba, mengambil harta tanpa izin apalagi memotong persaudaraan yang menjadi sebab masuk Neraka. Maka layak saudara itu dijaga karena ada ucapan syair :
أَخَاكَ أَخَاكَ اِنَّ مَنْ لاَ أَخًا لَهُ # كَسَاعٍ اِلَى الْهَيْجَا بِغَيْرِ سِلاَحٍ
      " Jagalah saudaramu karena orang yang tidak punya saudara, seperti orang yang berangkat perang tanpa senjata."
      
Hikayat ( Habil Putra Nabi Adam AS Yang Mulia )
Sudah menjadi Sunnatullah di dunia ini ada yang baik dan ada yang jelek. Begitu juga putra Nabi Adam AS ada yang baik dan ada yang jelek, agar orang yang berakal memilih yang baik dan menjauhi yang jelek.
Telah berkata Sahabat Ibnu Abbas RA : Nabi Adam AS belum meninggal dunia sampai Beliau mendapatkan anak, cucu serta cicit mencapai 40.000 .
Dan Sayyidatina Hawa melahirkan anak ( laki-laki / perempuan ) mencapai 40 anak , setiap kali lahir, laki-laki dan perempuan. Dan yang pertama kali lahir adalah Qobil dan saudara perempuannya bernama Iklimiyak, kemudian lahir lagi anak laki-laki bernama Habil dan saudara perempuannya bernama Layuda.
Dua saudara ( Qobil dan Habil ) di perintah ayahnya untuk berkurban. Qobil berkurban dengan tanaman yang kurang baik adapun tanaman yang baik di makannya maka kurbannya tidak di terima Allah. Adapun Habil berkurban dengan domba yang bagus maka Allah menerimanya. Pada akhirnya Qobil menyimpan kedengkian terhadap Habil, Qobil bermaksud untuk membunuh saudaranya sendiri yaitu Habil. Hal ini di kisahkan dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 28 :
لَئِن بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّي أَخَافُ اللهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ
" Tatkala Habil berkata : Wahai kakakku jika engkau menggerakkan tanganmu bertujuan untuk membunuhku maka saya tidak akan menggerakkan tanganku untuk membunuhmu, sungguh saya takut pada Allah Tuhan Semesta Alam."
Inilah manusia pilihan dikarenakan :
1.      Habil selalu punya perasaan takut pada Allah.
2.      Dia pasrah pada Allah.
3.      Tidak ada perasaan jelek pada saudaranya meskipun dia akan dibunuh oleh saudaranya , padahal dia punya kekuatan lebih dari pada kakaknya. Sehingga Nabi  SAW menyampaikan :
كُنْ كَخَبَرِ ابْنَيْ آدَمَ وَتَلاَ هَذِهِ اْلآيَةِ  : لَئِن بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ
" Jadilah engkau seperti khabar perjalanan anak Nabi Adam AS yaitu Habil, dan Nabi SAW membaca ayat ini yang artinya : jika engkau menggerakkan tanganmu bertujuan untuk membunuhku maka saya tidak akan menggerakkan tanganku untuk membunuhmu."
 Di dalam Hadits lain :     
اِذَا كَانَتْ الْفِتْنَةُ فَكُنْ كَخَيْرِ ابْنِ آدَمَ
" Jika terdapat fitnah ( pertengkaran ) maka jadilah engkau seperti paling utamanya putra Nabi Adam yakni Habil di dalam kesabarannya."

Mudah-mudahan kita semua menjadi saudara yang mentaati perintah Allah dan mematuhi perintah orang tua serta berahklak baik terhadap saudara sehingga selamat di dunia hingga akhirat Amin Ya Robbal 'Alamin.
يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ الصَّحَابَةْ     يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ السُّلاَلَةْ
يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ الْمَشَايِخْ     يَا رَبِّ فَارْحَــمْ وَالِدِيْنَ

Dari Kitab Tafsir Qurtubi  Juz 3 hal.92 dan Juz 9 hal. 31 , Dalilussailin hal 21 dan Ahlakul Banin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar