Ada
seorang sahabat Nabi yang sholat, setelah selesai lantas dia datang kepada Nabi
dan mengucap salam, kemudian Nabi menyuruh dia mengulangi sholatnya karena
sholatnya dianggap tidak sah, disebabkan banyaknya kesalahannya Nabi sampai
menyuruh mengulangi 3x, sahabat tersebut berkata : Inilah cara sholat yang saya
bisa, maka ajarilah saya . Sehingga beliau mengajari tata cara sholat yang
benar tentang rukun-rukunnya,
beliau bersabda :
إِذَا قُمْتَ
إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ
الْقُرْآنِ
“Jika
engkau berdiri untuk melakukan sholat, maka bertakbirlah,
kemudian bacalah surat Al Qur’an yang mudah bagimu”
ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ
ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَّ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ
“Kemudian rukuklah sampai engkau tuma’ninah
dalam keadaan rukuk, kemudian angkatlah sampai engkau tegak
berdiri, kemudian sujudlah sampai engkau tuma’ninah dalam keadaan
sujud”
ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا
ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِيْ صَلاَتِكَ كُلِّهَا
(رواه الشيخان)
“Kemudian angkatlah dalam keadaan
duduk sampai engkau tuma’ninah, kemudian lakukanlah itu di dalam seluruh
sholatmu” (HR. Bukhori Muslim)
17 Rukun sholat yang harus dipenuhi dinadhomkan
oleh Al Imam Al Habib Ahmad Masyhur bin Thoha
Al Haddad :
سَبْعَةَ عَشْرَ وَهِيَ النِّيَّةُ ثُمّ # تَكْبِيْرَةُ اْلإِحْرَامِ عِنْدَهَا وَقُمْ
Rukun sholat
ada 17 : (1) niat (2) kemudian
takbirotul ihrom (3) berdiri dalam
sholat fardhu.
فِيْ الْفَرْضِ اِنْ قَدَرْتَ وَاقْرَا
الْفَاتِحَةْ # وَارْكَعْ وَطَمْئِنْ
فِيْهِ كُلَّ جَارِحَةْ
Berdiri dalam sholat fardhu jika engkau mampu (4) membaca Al Fatihah
(5)
ruku’ (6) tuma’ninah dalam ruku’ (diam)
semua anggota
وَاْلإِعْتِدَالُ وَالطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْه # ثُمَّ السُّجُوْدُ مَرَّتَيْنِ يَقْتَفِيْه
(7) I’tidal (8)
tuma’ninah dalam I’tidal (9) sujud dua
kali yang memberikuti
ثُمَّ الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْ جُمْلَةِ ذَيْن #
وَبَعْدَهُ الْجُلُوْسُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْن
(10) tuma’ninah di dalam dua sujud (11) setelahnya duduk antara dua sujud
وَفِيْهِ تَطْمَئِنُّ وَالتَّشَهُّدُ #
اَعْنِيْ الأَخِيْرَ ثُمَّ فِيْهِ تَقْعُدُ
(12) Tuma’ninah di dalam duduk antara dua sujud
(13) Tasyahud (tahiyat) akhir (14)
duduk untuk tasyahud akhir
ثُمَّ صَلاَتُنَا بِهِ عَلَى النَّبِي # ثُمَّ السَّلاَمُ وَبِنَظْمٍ رَتِبِ
(15)
Kemudian membaca sholawat Nabi pada tasyahud akhir (16) Salam
(17) Tertib
Nabi
SAW bersabda :
أَشَدُّ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ
مِنْ صَلاتِهِ، قِيْلَ كَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ ؟ قَالَ : لاَ يُتِمُّ
رُكُوْعَهَا وَلاَ سُجُوْدَهَا وَلاَ الْقِرَاءةَ
فِيْهَا. رَوَاهُ الإِمَام أحمد من حديث أبي هريرة
“Sejelek-jeleknya orang mencuri adalah dia
yang mencuri dari sholatnya. Dikatakan pada Nabi, Bagaimana dia mencuri dari
sholatnya ? Nabi menjawab : Dia tidak menyempurnakan rukuknya, sujudnya dan
juga bacaan dalam sholatnya. (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah)
Nasehat dan Hikayat
1.
Imam Bukhari meriwayatkan dari sahabat Khudaifah Al Yamani RA, bahwa beliau melihat
seorang seorang laki-laki sholat tapi tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya (tidak
tuma’ninah, gerakan anggota tubuhnya tidak benar) maka sahabat Khudaifah
mengatakan :
مَا صَلَّيْتَ، لَوْ مُتَّ وَأَنْتَ تُصَلِّي
هَذِهِ الصَّلاَةَ فَمُتَّ عَلَى غَيْرِ فِطْرَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
“Wahai saudara, engkau tidak sholat (karena kesalahan
dalam sholat), andaikan engkau meninggal sedangkan engkau sholat seperti ini,
maka engkau meninggal tidak berada pada kesuciaan agama Nabi Muhammad SAW
(karena sholat itu ada syarat rukunnya)”.
Dalam
riwayat lain, bahwa laki-laki tersebut sudah sholat seperti itu selama 40 tahun,
dianggap tidak sholat karena kesalahannya.
Itulah
perlunya ilmu cara sholat dan pentingnya kedudukan sholat.
*
Sholat adalah penentu diterimanya
ibadah - ibadah lainnya.
Jika sholatnya baik, maka diterima semua ibadahnya, jika sholatnya tidak
baik, maka ibadah lainnya tertolak.
2.
Diriwayatkan ada seorang perempuan Bani Israil datang kepada Nabi Musa AS
seraya mengatakan , “Wahai Rasulullah sungguh saya sudah bertaubat dari dosa
yang besar, do’akan mudah-mudahan Allah mengampuni saya”.
Lantas
Nabi Musa AS bertanya, “Apakah dosamu itu ?”
Sang
perempuan berkata ; “Saya dulu pernah berzina sampai mengandung dan melahirkan
anak, kemudian anak itu saya bunuh”.
Maka
Nabi Musa berkata :
أُخْرُجِي يَا فَاجِرَةُ لاَ تَنْزِلُ نَارٌ
مِنَ السَّمَاءِ فَتَحْرِقَنَا بِشُؤْمِكِ.
“Keluarlah wahai perempuan penzina, agar tidak turun api
dari langit membakar kami, karena kesalahan dan kejelekanmu.”
Maka
perempuan tadi keluar dengan hati susah, hancur dan gelisah. Kemudian turunlah
Malaikat Jibril seraya mengatakan, “Allah bertanya kepada engkau wahai Nabi
Musa, kenapa engkau tolak orang yang bertaubat, apakah engkau tidak tahu orang
yang lebih jelek dari orang yang berzina, melahirkan anak, dan membunuh anaknya ?”
Nabi
Musa berkata : “Wahai Jibril siapakah orang yang lebih jelek dari itu ?”
Maialiat
Jibril berkata : “Yaitu orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan
menganggap hal itu biasa.”
Orang
yang biasa meninggalkan sholat lebih jelek dari orang yang berzina dan membunuh
anaknya.
Mudah-mudahan
Allah SWT menyelamatkan kita semua, amin.
(Dari kitab Al Kaba-ir Imam Syamsuddin Adz Dzahaby,
hal. 20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar