PUNCAK PERJUANGAN MANUSIA DI SAAT AKHIR
HIDUPNYA
Husnul Khotimah adalah kematian
seorang manusia dengan membawa iman kepada Allah SWT dan RasulNya serta dalam
keadaan beramal kebaikan. Mati dalam husnul khotimah merupakan tujuan dan
keinginan setiap muslim.
Dan sebaliknya mati dalam keadaan su’ul khotimah atau kematian yang jelek sangat ditakuti setiap muslim. Kematian merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT, begitu juga dengan husnul khotimah atau su’ul khotimah juga hak mutlak milik Allah. Dia Yang Maha Kuasa mampu untuk menjadikan hambaNya mati dalam keadaan baik ataupun jelek, apapun amal yang dilakukannya selama hidup.
Dan sebaliknya mati dalam keadaan su’ul khotimah atau kematian yang jelek sangat ditakuti setiap muslim. Kematian merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT, begitu juga dengan husnul khotimah atau su’ul khotimah juga hak mutlak milik Allah. Dia Yang Maha Kuasa mampu untuk menjadikan hambaNya mati dalam keadaan baik ataupun jelek, apapun amal yang dilakukannya selama hidup.
Rasulullah
SAW bersabda :
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا،
وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ
وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. رواه الشيخان وغيرهما.
“Sesungguhnya
seseorang dari kalian selalu mengamalkan amalan ahli surga sehingga jarak
antara dia dengan surga cuma satu hasta, tetapi catatan takdir Allah mendahuluinya,
kemudian dia mengamalkan amalan ahli neraka sehingga masuk ke dalam neraka. Dan
sesungguhnya seseorang dari kalian selalu mengamalkan amalan ahli neraka
sehingga jarak antara dia dengan neraka cuma satu hasta, tetapi catatan takdir
Allah mendahuluinya, kemudian dia mengamalkan amalan ahli surga sehingga masuk
ke dalam surga”. HR. Bukhari Muslim dan lainnya.
Dalam
suatu kesempatan Rasulullah juga menyampaikan :
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيْمِ.
“Hanyalah
amalan-amalan itu tergantung pada akhirannya”
Ketika
mendengar ucapan Rasulullah tersebut para sahabat bertanya :
فَفِيْمَ
الْعَمَلُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَفَلاَ نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِ أَعْمَالِنَا ؟
“Wahai Rasulullah bagaimana dengan amal yang kita lakukan, bukankah kita tergantung pada
catatan takdir di akhir amal kita ?
Beliau
SAW menjawab :
بَلَى اِعْمَلُوْا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا
خُلِقَ لَهُ.
“Benar,
beramallah kalian karena setiap orang itu dimudahkan beramal untuk tujuan apa
dia diciptakan Allah”. HR. Bukhari dalam kitab Az Zawajir.
Jika
Allah menciptakan dia menjadi calon ahli surga maka akan dimudahkan untuk
mengamalkan amalan ahli surga dan begitu juga sebaliknya calon ahli neraka.
Dalam
hadits diriwayatkan dari sahabat Anas Ra, Rasulullah SAW bersabda :
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ
خَيْرًا اِسْتَعْمَلَهُ، قِيْلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ ؟ قَالَ:
يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ
“Jika
Allah menghendaki kebaikan untuk seorang hamba maka Dia akan mempergunakannya.
Ditanyakan kepada beliau, bagaimana Allah mempergunakan hambaNya? Beliau SAW
menjawab : Allah akan memberi dia taufik untuk mengerjakan amal saleh kemudian mencabut nyawanya
dalam keadaan beramal saleh”. HR. Tirmidzi
Betapa pentingnya mati dalam husnul
khotimah, Rasulullah SAW pun selalu berdoa minta husnul khotimah, padahal
beliau sudah dijamin oleh Allah Ta’ala.
Diantara doa yang dianjurkan adalah:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ ،
وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ
“Ya Allah jadikanlah sebaik-baik
umurku pada akhirannya, dan sebaik-baik amalanku pada penutupannya, dan
sebaik-baik hariku adalah
saat hari pertemuan denganMU”.
Permohonan kita pada Allah agar
akhir dari hidup kita ditutup dengan kebaikan ataupun amal perbuatan di akhir
hidup kita dijadikan sebaik-baik amal merupakan puncak pengharapan karena itulah saat paling
menentukan, husnul khotimah
atau su’ul khotimah yang kita dapatkan,
dan saat itulah seseorang bisa
dikatakan berhasil atau gagal dalam kehidupan dunianya. Coba kita bayangkan
apabila kita berpuasa seharian kemudian di saat akhir menjelang berbuka
ternyata puasa kita batal. Atau ketika kita shalat dengan sempurna sampai saat
tahiyat akhir dan menjelang salam kemudian shalat kita batal. Apakah puasa dan
shalat kita itu dianggap sah ?. Begitu juga amal ibadah yang kita lakukan
sepanjang hidup kita.
Al
Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad dalam kitab Sabilul Iddikar menyatakan bahwa,
para salafus saleh sangat takut terhadap mati su’ul khotimah. Mereka berkata, “Yang
paling dikhawatirkan mati dalam su’ul khotimah adalah orang yang meremehkan
shalat, pecandu minuman keras, anak yang durhaka kepada orangtuanya, dan orang
yang mengganggu kaum muslimin”. Begitu juga dengan orang yang sering melakukan
dosa besar dan belum bertaubat kepada Allah. Maka patutlah seorang muslim itu
mengharapkan dari karunia Allah agar tidak menghilangkan nikmat Islam darinya
setelah sekian lama dia dapatkan. Hendaklah dia takut akan berubah dan
terlepasnya iman dikarenakan kurangnya mensyukuri anugerah nikmat terbesar ini.
Cukuplah
dengan kisah kesombongan Iblis, yang
pada mulanya dia
seorang hamba sholeh dan termasuk penjaga surga, menjadi pemimpin
para malaikat di langit dunia. Dia adalah hamba Allah
yang berat mujahadahnya dan paling banyak ilmunya. Dia juga yang mengurusi
apa-apa yang ada
antara langit dan bumi. Inilah diantara hal yang
menjadikannya merasa mulia dan agung sehingga membantah perintah Allah untuk
bersujud kepada nabi Adam, dan pada
akhirnya menjadikan Iblis terlaknat selama-lamanya. (Tafsir Qurthubi surat Al Baqarah ;
34)
Kisah
Bal’am bin Ba’ura’
Dia adalah seorang ulama di zaman Bani
Israil yang memiliki doa mustajab. Suatu ketika nabi Musa beserta pengikutnya menuju
negeri Syam untuk memerangi penguasa dzalim. Para penguasa negeri ketakutan dikarenakan
nabi Musa berhasil
mengalahkan Fir’aun, untuk itu mereka mendatangi Bal’am dan minta doa agar nabi Musa tidak bisa masuk negeri
mereka. Bal’am menolak dengan tegas, “Celakalah kalian, Musa adalah nabi Allah, dia bersama
para malaikat dan orang-orang mukmin, bagaimana aku mendoakan jelek untuk
mereka, jika aku melakukannya maka akan hilang dunia dan akhiratku”. Mendapat jawaban itu para penguasa
dzalim tidak berhenti, mereka datang lagi sambil membawa hadiah harta berlimpah
dan terus merengek minta agar Bal’am mendoakan atas nabi Musa. Dalam riwayat
lain hadiah itu diberikan kepada istri Bal’am, sehingga pada akhirnya Bal’am
dengan berat hati menuruti kemauan mereka. Dia pergi menuju gunung Hisban.
Ketika sampai di puncaknya, dia menghadap ke arah nabi Musa dan pengikutnya serta mulai berdoa. Tetapi, tidaklah dia mendoakan jelek atas kaum
nabi Musa kecuali Allah merobah lisannya sehingga doa itu mengena atas kaumnya
sendiri. Tidaklah dia mendoakan baik untuk kaumnya kecuali Allah merobah
lisannya sehingga doa itu mengena untuk kaum nabi Musa. Kaumnya berkata “Wahai Bal’am
mengapa engkau mendoakan jelek atas kami dan kebaikan untuk kaum nabi Musa?”.
Dia menjawab “ Ini bukan kehendakku, ini adalah kuasa Allah”. Kemudian
lidah Bal’am keluar menjulur sampai dadanya, dan dia berkata “Sungguh
sekarang telah hilang dunia dan akhiratku, yang tersisa hanyalah kemurkaan Allah”. Itulah
kisah ulama di zaman Bani Israil yang di akhir hidupnya dimurkai Allah Ta’ala karena cinta dunia. (Tafsir
Baghawi surat Al A’raf ayat 75-76)
Kisah
Barseso Al ‘Abid
Dia adalah seorang ahli ibadah dari
Bani Israil yang ibadah kepada Allah selama 70 th tanpa bermaksiat. Dia sholat
dan puasa terus-menerus selama 10 hari dan istirahat sehari, begitulah
ibadahnya setiap tahun. Hal ini membuat Iblis geram dan menyuruh setan untuk
menyesatkannya. Suatu hari setan datang ke kuilnya dengan wujud manusia meminta
untuk menjadi murid Barseso, tetapi dia tidak menghiraukan dan segera
melanjutkan sholatnya. Setan tidak putus asa, tetap tinggal dan sholat serta
puasa terus-menerus tanpa henti. Melihat hal itu akhirnya Barseso menerimanya
sebagai murid dan tinggal bersama. Selama setahun setan berwujud manusia itu
ibadah dengan giat dan khusyuk melebihi apa yang dilakukan Barseso. Dia tidak
berhenti sholat dan puasa kecuali setelah 40 hari, bahkan sampai 80 hari
sehingga Barseso terkesan. Mengetahui itu setan mulai menjalankan siasatnya,
dia menawarkan pada Barseso satu doa untuk menyembuhkan orang yang lumpuh dan
kerasukan, dan Barseso menerimanya.
Kemudian setan merasuki tubuh
seorang laki-laki, lalu dia berubah wujud manusia dan berkata pada keluarganya
untuk mengobatkannya pada Barseso. Setelah pergi ke Barseso dan didoakan maka
laki-laki itu sembuh. Demikianlah setan melakukannya berkali-kali pada
orang-orang dan mengatakan bahwa Barseso dapat menyemuhkannya. Pada akhirnya setan
merasuki tubuh seorang putri cantik kerajaan. Kemudian dengan wujud manusia dia
mendatangi keluarganya dan mengatakan agar putri diobatkan pada Barseso
dikuilnya. Hari demi hari berlalu dan setiap putri itu kerasukan maka Barseso
mendoakannya, sampai suatu ketika setan menyuruh Barseso untuk berbuat tidak
senonoh kepada putri cantik itu. Awalnya hal itu ditolak oleh Barseso, tetapi setan
terus merayunya dan mengatakan dia nantinya bisa bertaubat, sehingga terjadilah
perzinaan. Akibatnya putri itu hamil dan membuat Barseso semakin ketakutan. Setan
datang lagi dan menyuruh Barseso membunuh putri itu agar dia tidak malu, dan
dia kemudian bisa bertaubat lagi. Barseso pun melakukan lagi anjuran setan
yaitu membunuh lalu menguburkan putri itu. Setelah itu datanglah setan kepada
keluarga si putri dan memberitahu bahwa dia telah dihamili Barseso kemudian
dibunuh, setanpun memberitahu letak kuburannya. Dengan penuh kemarahan keluarga
putri itu menyerbu kuil Barseso dan menemukan kuburan si putri. Akhirnya mereka
menangkap Barseso dan menyalibnya. Di saat akhir kehidupannya itu setan
mendatanginya lagi, mengatakan dapat membebaskan Barseso asalkan mau bersujud
kepadanya, dan Barseso pun akhirnya mau bersujud kepada setan. Di saat itulah
Allah mencabut nyawanya dan Barseso meninggal dalam keadaan su’ul khotimah.
Itulah kisah seorang ahli ibadah
yang berpuluh-puluh tahun ibadah tanpa maksiat, tetapi di akhir kehidupannya
dicabut nikmat imannya
dan mati su’ul khotimah dan meremehkan dosa seperti zina, dll. (Tafsir
Qurthubi surat Al Hasyr ayat 16)
Mudah-mudahan Allah SWT menyelamatkan
kita dari su’ul khotimah, menjadikan sebaik-baik amalan kita pada akhirannya,
serta menganugerahi kita semua dengan mati husnul khotimah... amin Ya
Robbal ‘Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar