اْلاِعْتِقَادُ بِالرِّسَالَةِ
Kandungan I’tiqod dalam Surat Yasin
Diantara kandungan I’tiqodnya antara lain
keimanan dan kepercayaan bahwa Nabi
Muhammad SAW sebagai utusan Allah. Hal ini langsung keputusan Allah, bahkan
Allah mengawali dengan sumpah , berfirman Allah SWT :
يس. وَالْقُرْآنِ الْحَكِيْمِ
“Demi Yasin dan demi Al Quran yang sangat bijaksana dan
kokoh”
(tak
mungkin terkena kebatilan). Ini adalah sumpah Allah dengan Al Quran yang
sangat kokoh, inti sumpahnya bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَ
“Sungguh
engkau Nabi termasuk kelompok para Rasul”
عَلَى صَرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ
“Dan
sungguh engkau (Nabi) berada pada jalan yang lurus (agama Islam)”.
Berkata
sahabat Ibnu Abbas : Orang kafir Quraiys dahulu megatakan: “Wahai Muhammad
engkau bukan seorang utusan dan Allah tak mengutusmu kepada kami”. Kemudian
Allah bersumpah dengan Al Quran yang kokoh bahwa Muhammad adalah termasuk para
utusan, dan Nabi berada pada jalan (agama) yang lurus .Maka apa yang dipercaya,
diucapkan, dan dikerjakan oleh Nabi adalah haq dari Allah SWT. Ini merupakan
I’tiqod yang besar akan kedudukan Nabi Muhammad SAW karena melalui Nabi kita
kenal Allah dan syariatnya serta tujuan hidup .
Iman kepada para Nabi
Sungguh kita wajib Iman bahwa Allah telah
mengangkat manusia menjadi Nabi dan Allah memberikan wahyu kepada mereka baik
untuk diri sendiri atau untuk disampaikan. Maka yang disuruh menyampaikan
dinamakan rasul. Pernah Nabi SAW ditanya tentang jumlah nabi maka Nabi SAW
menjawab yang artinya : Jumlah Nabi ada 124 ribu, yang diangkat jadi rasul 313.
Dan yang wajib diketahui namanya berada
di Al Quran ada 25 yaitu Nabi Adam AS, Nabi Idris AS, Nabi Nuh AS, Nabi Hud AS,
Nabi Sholeh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Luth AS, Nabi Ismail AS, Nabi Ishaq AS, Nabi Ya’kub AS, Nabi Yusuf AS,
Nabi Ayyub AS, Nabi Syuaib
AS, Nabi Harun AS, Nabi Musa AS, Nabi ILyasa’AS, Nabi Dzul Kifli AS, Nabi Dawud
AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi ILyas AS, Nabi Yunus AS, Nabi Zakariya AS, Nabi
Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW.
Kewajiban terhadap para Nabi
1. Wajib kita
iman terhadap nama-nama nabi yang disebut dalam Al Quran dan tidak boleh ditambah atau dikurangi yang hal itu
manjadi sebab rusaknya iman.
2. Wajib kita
percaya bahwa Nabi dan Rasul itu terjaga
dari jatuh pada maksiyat karena itu mereka tak pernah meninggalkan kewajiban
atau melakukan larangan dan mereka semua berada pada ahlak yang mulya mereka
adalah teladan yang bagus.
3. Wajib bagi
Rasul punya sifat yang mulya :
1.
الْفَطانَةُ :
mereka harus cerdas
2.
الصِّدْقُ (jujur) : pemberitahuannya sesuai persis
dengan kenyataanya.
3.
التَّبْلِيْغُ : (menyampaikan) kepada manusia menuju kebaikan dunia dan akhirat.
4.
الأَمَانَةُ : terjaga dhohir dan batin
melakukan larangan.
4.
Para Rasul ketika da’wah mendapat hantaman dan
penentangan maka Allah memberikan mukjizat kepada mereka, yaitu sesuatu
kejadian yang luar biasa dan tidak bisa ditiru siapapun.
Mukjizat
ini sekedudukan dengan ungkapan Allah : “Benarlah
bahwa Nabi mengakui sebagai utusan Ku”. Contohnya Nabi Muhammad SAW pernah
mengajak seorang lelaki untuk masuk Islam, lantas dia mengucap: saya tidak akan beriman
kepada engkau sehingga engkau bisa meghidupkan putriku.
Maka
Nabi SAW minta ditunjukkan kuburannya dan
mendatanginya, lantas Nabi mengucap : wahai anak perempuan, anak
di dalam kubur menjawab : labbaik wa sa’daik Maka Nabi menawarkan dengan
ucapan :
أَتُحِبِّيْنَ
أَنْ تَرْجِعِي إِلَى الدُّنْيَا
Wahai anak perempuan apakah
engkau ingin kembali kedunia?
فَقَالَتْ لاَ،
وَاللهِ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّيْ وَجَدْتُ اللهَ خَيْرًا لِيْ مِنْ أَبَوَيَّ
وَوَجَدْتُ اْلآخِرَةَ خَيْرًا
لِيْ مِنَ الدُّنْيَا
Lantas
perempuan itu mengucap :
Demi Allah ya Rasulullah saya tidak mau kembali ke dunia, sungguh
saya mendapati Allah lebih baik bagiku daripada kedua orang tuaku dan saya
mendapati akhirat lebih bagus dari dunia.
(Kitab
Anwarul Muhammadiyah Imam Yusuf An Nabhani)
Ini
adalah contoh satu mukjizat Nabi SAW
yaitu menghidupkan orang yang sudah mati.
Sebagian
ulama’ mengatakan bahwa Nabi SAW diberi 3000 mukjizat dan kekhususan. Maka wajib bagi umat Nabi
SAW mantab dan yakin terhadap apa yang disampaikan Nabi.
Habib Ahmad bin Zain Al Habsyi
dalam kitab Risalah Jamiah berkata :
وَأَنَّهُ
عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ صَادِقٌ فِيْ جَمِيْعِ مَا أَخْبَرَ بِهِ عَنِ
اللهِ تَعَالَى مِنَ الصِّرَاطِ وَالْمِيْزَانِ وَالْحَوْضِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ
أُمُوْرِ اْلآخِرَةِ والْبَرْزَخِ وَمِنْ سُؤَالِ الْمَلَكَيْنِ وَعَذَابِ
الْقَبْرِ وَنَعِيْمِهِ.
Bahwa
Nabi Muhammad SAW itu haq dan benar apa yang disampaikan itu dari Allah
diantaranya tentang :
1.
( الصِّرَاط ) Shiroth : Jembatan yang terpasang
dipertengahan jahanam akan lewat
orang awal dan akhir, lebih kecil dari
rambut lebih tajam dari pedang.
2.
( الْمِيْزَان) Timbangan untuk menimbang amal baik dan buruk.
3.
( الْحَوَْض ) Telaga Nabi.
4.
(
سُؤَالُ الْمَلَكَيْنِ )
Pertanyaan dua malaikat
Munkar dan Nakir .
5.
( عَذَابُ الْقَبْر ) Siksa kubur untuk orang yang tinggal sholat,
peminum khomer, kencing yang tidak di bersihkan dll.
6.
( نِعْمَةُ الْقَبْرِ ) :
Kenikmatan kubur seperti dibukanya ( ditampakkan ) taman surga dll.
Hal-hal yang merusak keimanan.
Sebagaimana orang Islam wajib percaya, iman
dan membenarkan apa yang telah Nabi Muhammad sampaikan maka sebaliknya orang
yang ingkar atau dia pernah iman kemudian menjadi ragu apalagi berubah
kepercayaannya maka orang ini menjadi murtad yaitu paling jeleknya kekufuran .
Berkata Habib Abdullah bin Husein bin Thohir Ba Alawy di dalam kitab Sullamttaufiq
:
Hal-hal
yang merusak keimanan antara lain :
Masalah
kepercayaan
1.
( الشَّكُّ فِي اللهِ ) Ragu adanya
Allah SWT atau kepada Rasulullah, ragu terhadap Al Quran, ragu adanya hari
kiamat, ragu adanya surga/ neraka/siksa atau ragu adanya pahala dll.
Masalah
merubah ketentuan Nabi SAW, seperti
:
2.
( حَلَّلَ مُحَرَّمًا بِالإِجْمَاع ) Menganggap halal barang yang diharamkan yang
sudah disepakati oleh para ulama’, misalnya: menganggap boleh berzina,
membunuh, mencuri, mengaggap boleh makan riba’ dll.
3.
(
حَرَّمَ حَلاَلاً ) Menganggap haram barang
yang dihalalkan misalnya : menganggap haram jual beli, nikah dll. Maka jangan
mudah untuk mengharamkan sesuatu.
4.
( نَفَى وُجُوْبَ
مُجْمَعٍ عَلَيْهِ ) Mentiadakan kewajiban Allah misalnya : menganggap tidak ada sholat 5
waktu, zakat, puasa, haji, wudu’ dll. Maka orang Islam berhati-hatilah!
Andaikan orang Islam malas maka hal ini adalah berdosa besar , akan tetapi jika
menganggap tidak ada kewajiban sholat, zakat dll maka hukumnya lebih berat
yaitu murtad ( rusak keimanannya ).
5. ( أَنْكَرَ صُحْبَةَ سَيِّدِنَا أَبِيْ
بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ) Ingkar
kepada Sayyidina Abu Bakar dijadikan sahabat Nabi
karena
itu menentang Al Quran.
6. Ingkar satu
ayat atau satu huruf yang disepakati menjadi Quran dianggap bukan Quran, atau
menambah 1 huruf/ 1 ayat Quran.
7. ( عَزَمَ عَلَى
الْكُفْرِ فِي الْمُسْتَقْبَلِ )
Merencanakan/niat menjadi kufur atau niat masuk agama lain diwaktu yang akan
datang maka dia seketika itu jadi murtad.
8. ( جَوََزَ نُبُوَّةً بَعْدَ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسّلَّمَ )Membolehkan
adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW, karena Nabi Muhammad merupakan penutup
para nabi.
Dan
banyak lagi yang wajib kita ketahui dan kita beritahukan kepada anak turun kita demi
menjaga keimanan kita, apalagi penyebab murtad yang berkaitan dengan ucapan.
Mudah-mudahan Allah menjaga keimanan kita dan bisa memperkokohnya dengan ilmu
sehingga menjadi yakin serta selamat dunia akhirat. آمِيْن
Keharusan dan Kesopanan
Para Nabi dan Rasul adalah semulya-mulyanya manusia dan jaiz
(boleh) mereka mendapat sifat kemanusiaan, mereka makan, minum dan mereka bisa meninggal.
Begitu juga Nabi Muhammad SAW setelah meninggal dunia beliau SAW meninggalkan
para sahabat, auliya’, dan para ulama’, Bersabda
Nabi SAW:
الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ
Para ulama’ itu sebagai pewaris para Nabi.
( HR. Imam Ahmad dari Sahabat Anas dan Abi
Darda(
Ada di antara para ulama’ yang
menjaga ilmu keimanan/aqidah seperti Imam Abu Hasan Al Asy’ari, ada yang
menjaga ilmu fikih (cara ibadah) seperti Imam Syafi’i, ada yang menjaga ahlak
dhohir batin seperti Imam Ghozali, mereka adalah paku serta pelitanya bumi yang
akan meneggakkan dan mengamankan dunia, karena Nabi SAW telah menjamin bahwa
umat Nabi itu terjaga sampai hari kiamat dengan perantara para ulama’ dan
auliya’.
Maka layak, bahkan harus kita
mencintai dan meniru serta sopan terhadap santri Nabi (sahabat Nabi) yang
berjumlah 114 ribu atau 124 ribu sahabat. Kemudian kita juga mencintai para
pengikut sahabat yaitu Tabi’in dan Tabi’it-tabi’in, yaitu adabnya :
(1)
Kalau disebut para Nabi mendoakannya : عَلَيْهِ السَّلاَمُ (mudah-mudahan
Allah memberi keselamatan)
(2)
Kalau disebut para sahabat mendoakan :رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ (mudah-mudahan Allah meridhoinya)
(3)
Kalau disebut selain keduanya dari orang-orang baik mendoakannya dengan : رَحِمَهُ اللهُ
(mudah-mudahan Allah merahmatinya),
apalagi
Nabi Muhammad SAW punya keturunan yang
terkenal dengan Bani Alawy dll, mereka itulah yang tegak melakukan sunah Nabi
baik ucapan, perbuatan dll.
Mudah-mudahan
kita dan anak keturunan kita bisa menjaga sunah Nabi SAW, amin.
رَبِّ فَانْفَعْنَا بِبَرَكَتِهِمْ وَاهْدِنَا الْحُسْنَى بِحُرْمَتِهِمْ # وَأَمِتْنَا فِيْ طَرِيْقَتِهِمْ
وَمُعَافَاةٍ مِنَ الْفِتَنِ ( بِسِرِّ الْفََاتِحَةِ )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar