نُبْذَةٌ
مِنْ مُعْجِزَاتِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Haruslah umat Nabi mengenal keluhuran Nabi dari ahlaknya dan ketinggian syariatnya serta sebagian mu’jizatnya, agar bertambah kecintaannya demi mudah menjalankan syariatnya yang mulya.
Diantara
mu’jizatnya yang ditulis oleh Imam Al Bushiri :
جَاءَتْ لِدَعْوَتِهِ اْلأَشْجَارُ سَاجِدَةً #
تَمْشِى إِلَيْهِ عَلَى سَاقٍ بِلاَ قَدَمِ (1)
Pepohonan mendatangi Nabi dengan
menunduk # Berjalan kepadanya di atas betis tanpa
telapak kaki
Diriwayatkan
: Ada orang A’robi (penduduk pegunungan) minta pada Nabi Muhammad tanda
kenabiannya. Maka Nabi mengatakan: “Wahai A’robi katakan pada pohon itu
bahwa Rosululloh memanggilmu. Lantas seketika itu pohon tadi mendatangi dan
berhenti di hadapan Nabi seraya mengatakan :
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ
Maka A’robi tadi merasa keheranan, kemudian mengatakan :
إِئْذَنْ لِيْ أَنْ
أَسْجُدَ لَكَ
“Izinkan saya sujud pada engkau wahai Nabi”.
Kemudian Nabi bersabda :
لَوْ أَمَرْتُ أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ
تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Andaikan saya
menyuruh orang untuk sujud pada orang lain, maka saya menyuruh perempuan bersujud pada suaminya”
قَالَ فَائْذِنْ لِيْ اَنْ أُقَبِّلَ يَدَيْكَ وَرِجْلَيْكَ، فَأَذِنَ لَهُ
Maka berkata A’robi : “Izinkan
saya mencium kedua tangan dan kedua kakimu” ? lantas Nabi memperkenankannya.
Keterangan:
1.
Diantara
mu’jizat Nabi, tunduknya pepohonan pada panggilan Nabi padahal pohon tidak
punya akal dan tidak ada surga nerakanya itu tunduk pada Nabi, maka
manusia yang berakal lebih layak melakukan ajakan Nabi SAW.
2.
Penting adanya
utusan/Rosul sehingga mahluk tidak sampai keliru, dimana ada seorang A’robi
hendak sujud kepada Nabi maka beliau SAW melarangnya, karena sujud itu hanya
pada Allah.
3.
Hak seorang
istri sangat berat di hadapan suaminya, sampai-sampai karena besarnya andaikan
boleh melakukan haknya maka Nabi menyuruh istri bersujud pada suaminya.
أَقْسَمْتُ بِالْقَمَرِ الْمُنْشَقِّ إِنَّ
لَهُ #
مِنْ قَلْبِهِ نِسْبَةً مَبْرُوْرَةَ الْقَسَمِ (2)
Saya
bersumpah dengan sebaik-baik sumpah, sumpah dengan nama Allah Tuhannya bulan
yang pernah pecah terbelah, bahwa pecahnya bulan dengan dibedahnya hati Nabi itu ada
persamaan.
Pernah orang kafir minta pada Nabi
Muhammad tanda kebenarannya maka Allah membelah bulan menjadi dua, separuh di
atas gunung dan separuh lagi dibawahnya kemudian Nabi mengucap: “Saksikanlah
wahai orang kafir”
Keterangan.
1. Termasuk mu’jizat di alam angkasa yaitu terbelahnya bulan.
2.
Termasuk mu’jizat Nabi juga bahwa hati Nabi pernah
dibedah oleh malaikat, dibedahnya hati Nabi dan terbelahnya bulan ada persamaan
yaitu sangat rapi dan tanpa bekas. Ini mu’jizat Nabi yang tak bisa diakal.
3.
Termasuk mu’jizat
Nabi : رَدُّ الشَّمْسِ لَهُ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(Kembalinya matahari karena permintaan Nabi)
Pernah Nabi di pangkuan Sayyidina Ali RA padahal Sayyidina Ali belum sholat Ashar sampai matahari terbenam, maka Nabi bertanya : Wahai Ali apakah engkau sudah sholat ? Menjawab Sayyidina Ali : Belum . Maka Nabi minta agar matahari dikembalikan, dengan ucapan Nabi :
(Kembalinya matahari karena permintaan Nabi)
Pernah Nabi di pangkuan Sayyidina Ali RA padahal Sayyidina Ali belum sholat Ashar sampai matahari terbenam, maka Nabi bertanya : Wahai Ali apakah engkau sudah sholat ? Menjawab Sayyidina Ali : Belum . Maka Nabi minta agar matahari dikembalikan, dengan ucapan Nabi :
اللّهُمَّ إِنَّهُ كَانَ فِيْ طَاعَتِكَ وَطَاعَةِ رَسُوْلِكَ فَارْدُدْ
عَلَيْهِ الشَّمْسَ
“Ya Allah
sesungguhya Ali tunduk dan taat pada-Mu
serta Rusul-Mu maka kembalikanlah matahari”
Sehingga
matahari yang baru terbenam itu muncul lagi agar Sayyidina Ali bisa Sholat Ashar.
4. Termasuk
mu’jizat Nabi:
حَنِيْنُ الْجذْعِ ( Rintihan pohon kurma )
Dimana Nabi biasa khutbah di atas
pelepah kurma kemudian Nabi pindah pada mimbar baru, lantas pelepah tadi
merintih sampai rintihannya didengar oleh semua yang ada di masjid, kemudian
Nabi turun dan mengusapnya maka Nabi mengucap :
إِنْ شِئْتَ أَغْرُسْكَ فِي الْجَنَّةِ فَتَأْكُلُ أَوْلِيَاءُ اللهِ مِنْ
ثَمَرِكَ
“Wahai kayu kurma
kalau engkau mau saya akan menanammu di surga yang buahmu
dimakan oleh para wali di surga
Dan
Nabi menunggu jawabannya lantas pohon tadi menjawab:
بَلْ تَغْرِسُنِيْ فِي الْجَنَّةِ، فَتَأْكُلُ مِنِّيْ أَوْلِيَاءُ اللهِ
وَأَكُوْنُ فِيْ مَكَانٍ لاَ أَبْلَى فِيْهِ
Pelepah
kurma kering mengucap : Agar engkau menanamku di surga yang akan dimakan para
wali Allah dan saya berada ditempat mulya yang tidak rusak selamanya.”
Ucapan ini didengar oleh seluruh
orang yang ada disekitarnya.
Kemudian Nabi mengatakan:
إِخْتَارَ دَارَ الْبَقَاءِ عَلَى دَارِ الْفَنَاءِ
إِخْتَارَ دَارَ الْبَقَاءِ عَلَى دَارِ الْفَنَاءِ
(Kayu tadi adalah kayu yang cerdas) dia memilih kampung abadi di
surga dan
mengalahkan
kampung yang akan rusak (dunia).
5.
Sujudnya kambing kepada Nabi SAW
سُجُوْدُ الْغَنَمِ لَهُ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Pernah suatu ketika Nabi beserta Abu
bakar, Umar dll masuk di kebun, tiba-tiba ada seekor kambing yang bersujud pada
Nabi SAW. Maka Sayyidina Abu Bakar
mengatakan:
يَا رَسُوْلَ اللهِ نَحْنُ أَحَقُّ باِلسُّجُوْدِ لَكَ مِنْ هٰذِهِ
الْغَنَمِ
“Wahai Rosululloh kami lebih berhak sujud pada engkau dari pada
kambing ini”
Maka
Nabi bersabda :
لاَ يَنْبَغِى لِأَحَدٍ أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ
“Tidak boleh seseorang sujud kepada orang lain”
لاَ يَنْبَغِى لِأَحَدٍ أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ
“Tidak boleh seseorang sujud kepada orang lain”
6. Pembicaraan
nyambi/biawak pada Nabi (حَدِيْثُ الضَّبْيِ
لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)
Pernah Nabi ada dikerumunan para
sahabat tiba-tiba datang orang pegunungan dari Bani Sulaim, kemudian dia
bertanya: Siapa yang dikerumuni orang-orang itu, maka dijawab: Itu
adalah Nabi . Lantas dia mengeluarkan biawak seraya mengatakan : Saya tidak iman
kepada engkau Nabi sampai biawakku ini beriman. Maka Nabi mengatakan : Wahai
biawak , maka menjawab dengan jawaban jelas yang bisa didengar oleh kaumnya
:
لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ يَازَيْنَ مَنْ وَافَى
الْقِيَامَةَ
“Ya,
baik wahai Nabi yang sebagai penghias hari kiamat”
Maka
Nabi bertanya: مَنْ تَعْبُدُ
Kepada siapa
engkau menyembah?
Maka biawak menjawab:
وَفِي النَّارِ
عِقَابُهُ الَّذِيْ فِي السَّمَاءِ عَرْشُهُ، وَفِي اْلأَرْضِ سُلْطاَنُهُ،
وَفِي الْبَحْرِ سَبِيْلُهُ، وَفِي الْجَنَّةِ رَحْمَتُهُ،
“Saya menyembah kepada
Dzat yang di langit Arsynya , di dunia kerajaanNya , di laut jalannya, di Surga rohmatNya dan di Neraka
siksaNya.
Kemudian Nabi bertanya : مَنْ أَناَ Wahai biawak siapa saya ?
رَسُوْلُ
اللهِ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ وَخَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ وَقَدْ أَفْلَحَ مَنْ
صَدَّقَكَ وَخَابَ مَنْ كَذَّبَكَ
Maka nyambik menjawab : Engkau
adalah utusan Allah Tuhan seluruh alam dan engkau penutup para Nabi dan sungguh
beruntung orang yang iman dan membenarkanmu serta sungguh rugi orang yang
membohongkanmu. Maka dengan jawaban biawak yang terang dan jelas itu
lantas masuk Islamlah orang pegunungan tersebut.
Ini semua menunjukkan bahwa di zaman
keemasan yaitu zaman Nabi SAW mahluk-mahluk
mengenal Nabi dan menantinya baik orang
Arab Baduwi (pegunungan), binatang-binatang dan pepohonan semuanya mengenal dan
mencintai Nabi bahkan semua memberi salam pada Nabi, inilah masa kemulyaan.
Alhamdulillah ulama’ telah menulis
lebih dari 10.000 sholawat dan banyak untaian pujian pada Nabi yang menunjukkan
cerdasnya umat Nabi yang layak orang sekarang punya prasangka baik pada mereka.
Mudah-mudahan kita semua dan anak
keturunan kita termasuk menjadi orang yang ahli membaca sholawat dan
memberi salam pada Nabi . Amin.
Pusaka Keluhuran dan Mu’jizat yang
Abadi
Semua
mu’jizat para Nabi sudah sirna hanya tinggal kabarnya, hanya satu mu’jizat yang
abadi serta dapat kita saksikan dengan mata dan anggota badan yaitu Al-Quranulkarim.
Kita dapat mengambil keuntunga , keluhuran dan barokahnya. Imam Bushiri mengatakan :
دَامَتْ لَدَيْنَا فَفَاقَتْ كُلُّ مُعْجِزَةٍ #
مِنَ النَّبِيِّيْنَ إِذْ جَاءَتْ وَلَمْ تَدُمِ
Selalulah
mu’jizat Al-Quran berada pada kita maka Al-Quran itu melebihi semua mu’jizat
para Nabi karena
mu’jizat para Nabi datang dan tidak abadi.
Itulah mu’jizat keluhuran Al-Quran
abadi sampai hari kiamat dapat kita saksikan, kita baca dan kita ambil
keluhurannya, bahkan semua ulama’ dan orang sholeh berlomba-lomba untuk mengambil
mu’jizat keluhuran Al-Quran ini. Seperti Imam Abu Hanifah, beliu menghatamkan
Al-Quran 7 ribu kali lebih di tempat meninggalnya. Begitu juga dengan Imam
Syafi’i dll .Mudah-mudahan kita semua, keluarga dan seluruh umat Islam bisa
mengemban mu’jizat abadi ini diantaranya
membaca dengan istiqomah, mengaji dan mengamalkannya. Amin Ya Robbal
‘Alamin.
(Di
ambil dari kitab Al-Anwarul Muhammadiyah, Syarah Burdah dan ‘Ainiyah).
يَا
رَبِّ بِالْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا
# وَاغْفِرْلَنَا مَامَضَى يَا
وَاسِعَ الْكَرَم (3×) .بِسِرِّ
الْفَاتِحَةْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar